MOTTO DAN
PERSEMBAHAN
MOTTO
“Dengan ilmu hidup lebih mudah, dengan seni hidup
lebih indah dan dengan agama hidup lebih terarah”.
“Jadikanlah
kejujuran itu sebagai simbol kehidupan, karena dengan kejujuran hidup lebih
bermakna dan bermanfaat.”
“Tiada
yang lebih bermanfaat selain ilmu, dengan ilmu hidup akan senantiasa seimbang
antar sesama manusia dan lingkungan, gunakanlah hidup untuk selalu belajar
insya allah akan memberi manfaat untuk orang yang belajar.”
PERSEMBAHAN
Penulis persembahkan makalah ini antara lain:
Ø Kepada
Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah_Nya sehingga makalah ini
dapat diselesaikan.
Ø Untuk
Universitas PGRI Palembang, sebagai bahan atau sumber bacaan untuk menambah
pengetahuan tentang Landasan Pendidikan.
Ø Dosen
pembimbing kami yaitu Bapak QOIROWANI, S.Pd., M.Si. yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dalam penulisan serta pembuatan makalah ini.
Ø Untuk
kedua orang tua kami, yang telah membesarkan dan mendidik dengan penuh kasih
dan sayang serta senantiasa memberikan do’a dan dukungan untuk selalu yakin dan
optimis dalam menuntut ilmu.
Ø Untuk
kakak / adik kami yang selalu memberikan dukungan, semangat dan do’a nya untuk
keberhasilan kami.
Ø Teman-teman
kami yang selalu memberi masukan, dukungan, kritikan dan do’a sehingga kami
dapat menyusun dan menulis makalah ini sesuai dengan materi yang di sajikan.
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta hidayah_Nya sehingga
makalah ini dapat terselesaikan sesuai rencana yang ditentukan. Makalah ini
disusun
sesuai dengan materi yang ada yaitu Lingkungan
Pendidikan
sehingga mudah untuk dipelajari oleh para pembaca. Tersusunya
makalah ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang turut membantu dan mendukung sehingga makalah ini dapat diselesaikan
dengan seoptimal mungkin.
Tak terlepas
dari semua pihak yang turut membantu, kami ucapkan terimakasih kepeda orang tua
yang selalu memberikan nasehat dan saran yang sangat berguna dalam penggarapan
makalah ini, kami juga berterimakasih kepada Bapak / Ibu dosen yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam penulisan dan penyusunan makalah ini,
tanpa arahan dan bimbingan nya makalah ini tidak akan tersusun secara optimal.
Dan kami juga berterimakasih kepada teman-teman yang turut membantu sehingga
makalah ini dapat di tersusun dan
tersaji sebagai bahan atau sumber bacaan yang dapat dimanfaatkan dalam proses
pembelajaran.
Makalah ini
masih jauh dari sempurna, maka dari itu tim penyusun selalu
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat
bagi para pembaca. Atas kritik dan saran kami ucapkan terima kasih.
Palembang, Desember 2012
Tim
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul ......................................................................................
Moto Dan Persembahan ......................................................................................
Kata Pengantar ......................................................................................
Daftar Isi ......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ......................................................................................
1.2
Rumusan Masalah ......................................................................................
1.3
Metode Penulisan ......................................................................................
1.4
Tujuan ......................................................................................
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Landasan Teori Lingkungan Pendidikan
...................................................
2.2
Landasan Teori Tripusat Pendidikan .......................................................
BAB III PEMBAHASAN
3.1
Pengertian Dan Fungsi Lingkungan Pendidikan .......................................
3.2
Tripusat Pendidikan ......................................................................
3.3 Hubungan Timbal Balik antara Keluarga, Sekolah, dan
Masyarakat
.......
BAB IV PENUTUP
4.1
Kesimpulan .....................................................................................
4.2
Saran .....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam dunia penddikan peran pihak-pihak
yang ahli sangatlah menentukan bagaimana dan kemana arah pendidikan akan
dibawa. Pendidikan akan berjalan sesuai rambu-rambunya dan menghasilkan tujuan
yang diharapkan apabila diatur serta dibimbing oleh lingkungan yang baik,
begitu pula sebaliknya kesalahan dan kecenderungan negatif yang ditimbulkan
dari asas pendidikan tersebut kelak akan menimbulkan kemunduran dan kehancuran
dibidang pendidikan.
Diantara pihak-pihak yang berperan penting dalam mendidik dan
mengarahkan setiap peserta didik menuju arah yang jelas dan benar adalah
keluarga sekolah dan masyarakat. Tiga unsur ini dikenal dengan nama Tripusat
Pendidikan. Setiap lingkungan tersebut mempunyai tugas dan fungsi masing-masing
yang berperan penting dalm pembentukan perilaku dan pribadi peserta didik. Selain
memiliki tugas dan fungsinya masing-masing, unsur-unsur lingkungan tersebut
memiliki hubungan yang sangat erat dalam menentukan keberhasilan peserta didik. Oleh karena
itu, penulis tertarik untuk membahas tentang Tripusat Pendidikan agar pembaca
mengetahui tujuan keberadaannya.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan dibahas
dalam makalah ini adalah:
1) Pengertian
dan Fungsi Lingkungan Pendidikan
2) Definisi
Tri Pusat Pendidikan
3) Keluarga
4) Sekolah
5) Masyarakat
6) Hubungan
antara keluarga, sekolah, dan masyarakat
1.3.
Metode penulisan
Dalam penulisan makalah ini
metode dalam penulisan bersifat kajian pustaka atau library research, Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif
yang disertai dengan analisis sehingga menunjukan suatu kajian yang dapat
dikembangkan dan diterapkan lebih lanjut.
1.4. Tujuan
Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan ditulisnya makalah ini
adalah untuk:
- Mengetahui Pengertian dan Fungsi Lingkungan Pendidikan
- Mengetahui Definisi Tri Pusat Pendidikan
- Mengetahui penjelasan tentanag Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat
- Mengetahui Hubungan antara keluarga, Sekolah, dan Masyarakat
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Landasan
Teori Lingkungan Pendidikan
Dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Menurut Sartain (ahli psikologi Amerika), yang dimaksud lingkungan meliputi
kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah
laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes.
Umar Tirtaraharja et al, 1990: 13-15, serta secara bersama-sama menjadikan
pendidikan berlangsung seumur hidup (Cropley, 1979: 3), Pendidikan informal, formal dan nonformal itu sering
dipandang sebagai subsistem dari sistem pendidikan.
Sebagai pelaksanaan pasal 31 ayat 2 dari UUD 1945, telah ditetapkan UU RI
No. 2 Tahun 1989 tentang Sisdiknas (beserta peraturan pelaksanaannya) yang
menata kembali pendidikan di Indonesia.
2.2. Landasan
Teori Tripusat Pendidikan
Terdapat Dalam peraturan Dasar Perguruan
Nasional Taman Siswa (Putusan Kongres X tanggal 5-10 Desember 1966) Pasal 15 tentang tripusat pendidikan. Pasal 10 Ayat 4. Dalam
penjelasan ayat 5 Pasal 10 ditegaskan bahwa pemerintah mengakui kemandirian
keluarga untuk melaksanakan upaya pendidikan dalam lingkungan sendiri. Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana
kehidupan keluarga merupakan tempat yang sebaik-baiknya untuk melaksanakan
pendidikan orang-seorang (pendidikan individual) maupun pendidikan sosial. Menurut Ki
Hajar Dewantara lingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah an lingkungan masyarakat, yang disebut tripusat pendidikan.
Ki Hajar Dewantoro, o1962; dari
Wayan Ardhana, 1986: Modul 4/5-6. Levy membedakan pengawasan yang berlebihan ini menjadi dua, yaitu
memanjakan dan mendominasi anak. Wayan Ardhana (1986: Modul 4/23)
mengemukakan bahwa media massa memeiliki tiga macam pengaruh. Pertama, pengaruh
sosiolisasi. Kedua, pengaruh khusus jangka
pendek. Ketiga, media massa memberikan pendidikan dalam pengertian yang lebih
formal, yaitu dalam memberikan informasi atau menyajikan pengajaran dalam suatu
bidang studi tertentu.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Pengertian dan Fungsi Lingkungan Pendidikan
Manusia merupakan makhluk yang memiliki kemampuan khusus yang dapat
dikembangkan melalui pengalaman. Pengalaman itu terjadi karena adanya interaksi
antara manusia dengan lingkungan. Lingkungan sangat berpengaruh dalam kehidupan
manusia, karena lingkungan dapat mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan, dan
perkembangan.
Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab atas terhadap
kedewasaaan anak didik, namun lingkungan mempunyai pengaruh yang sangat besar
terhadap perkembangan anak didik karena anak didik pasti akan tinggal disuatu
lingkungan yang akan mempengaruhi anak didik. Pada dasarnya lingkungan mencakup
lingkungan fisik, lingkungan budaya, dan lingkungan sosial.
Ø
Lingkungan pendidikan ialah latar tempat berlangsungnya pendidikan
khususnya pada tiga lingkungan utama pendidikan yakni keluarga, sekolah, dan
masyarakat, dan Secara umum.
Ø
Fungsi lingkungan pendidikan ialah membantu peserta didik dalam
ibteraksi dalam berbagai lingkungan sekitarnya, utamanya berbagi sumber daya
pendidikan yang terjadinya akar dapat mencapai tujuan pendidik yang optimal.
Ø Lingkungan pendidikan ada 3 jenis
yaitu :
1) Keluarga
2) Sekolah
3) Masyarakat
Perlu dikemukakan bahwa pelaksanaan pendidikan dilakukan melalui
tiga kegiatan yakni membimbing, mengajar,dan melatih (Ayat 1 Pasal 1
dari UU No. 2/1989). Tiga aspek tersebut dapat dibedakan sebagai berikut :
- Membimbing, terutama berkaitan dengan pemantapan jati diri dan pribadi dari segi-segi perilaku umum (aspek pembudayann)
- Mengajar, terutama berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan, dan
- Melatih, berkaitan dengan ketrampilan dan kemahiran (aspek teknologi)
3.2. Tri Pusat
Pendidikan
Manusia sepanjang hidupnya selalu akan mendapatkan pengaruh dari
keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan tersebut disebut Tri
Pusat Pendidikan, yang akan mengaruhi manusia dari segi perilaku, Perkembangan
dan pertumbuhan. Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap
hidup didalam lingkungan masyarakat tertentu tempat mengalami pendidik.
3.2.1 Keluarga
Keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah
kecil orang karena hubungan semenda dan sedarah. Keluarga itu dapat berbentuk
keluarga inti (nucleus family: ayah, ibu, dan anak), ataupun keluarga yang
diperluas (disamping inti ada orang lain: kakek, nenk, adik/ipar, pembantu dan
lain-lain). Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal,
yang pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat
kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi dan
mendidik anak agar berkembang dengan baik.
Lingkungan keluarga adalah merupakan lingkungan pendidikan yang
pertama karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan
bimbingan. Dan dikatakan lingkungan yang terutama karena sebagian besar dari
kehidupan anak adalah di dalam keluarga. Sehingga pendidikan yang paling
banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga. Keluarga sebagai
lingkungan pendidikan yang pertama memiliki Fungsi dan peranan dalam
pendidikan, yaitu:
- Pengalaman pertama masa kanak kanak.
- Menjamin kehidupan emosional anak.
- Menanamkan dasar pendidikan moral.
- Memberikan dasar pendidikan sosial.
- Peletakan dasar-dasar keagamaan
Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana kehidupan keluarga merupakan
tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan orang-seorang (pendidikan
individual) maupun pendidikan sosial. Keluarga itu tempat untuk melangsungkan
pendidikan kearah pembentukan pribadi yang senpurna, tidak saja bagi anak-anak
kecil tetapi juga bagi para remaja. Peran orang tua dalam keluarga sebagai
penuntun, sebagai pengajar, dan sebagai pemberi contoh. Secara khusus terdapat
dasar-dasar tanggung jawab orang tua terhadap anaknya, meliputi:
- Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dan anak.
- Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan orang tua terhadap anaknya.
- Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga yang pada gilirannya akan menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa dan negara.
- Memelihara dan membesarkan anaknya.
- Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan anak kelak.
Pendidikan keluarga adalah yang pertama dan utama. Pertama maksudnya
bahwa kehadiran anak di dunia ini di sebabkan oleh hubungan kedua orang tuanya. Sedangkan
utama, maksudnya adalah bahwa orang tua bertanggung jawab terhadap pendidikan
anak. Hal itu memberikan pengertian bahwa seorang anak dilahirkan dalam keadaan
tidak berdaya, dalam keadaan penuh ketergantungan dengan orang lain, tidak
mampu berbuat apa-apa bahkan tidak mampu menolong dirinya sendiri. Ia lahir
dalam keadaan suci bagaikan meja lilin berwarna putih (a sheet of white paper
avoid of all characters) atau yang lebih dikenal dengan istilah tabularasa. Di
dalam islam secara jelas Nabi Muhammad S.A.W mengisyaratkan lewat sabdanya yang
berbunyi
كل مولود يولد على الفطرة فأبواه يهودانه أو ينصرانه أو
يمجسانه
“setiap anak
dilahirkan dalam keadaan suci maka orang tuanyalah yang menjadikannya yahudi,
nasrani, atau majusi”
Orang tua adalah tempat menggantungkan diri bagi anak secara wajar.
Oleh karena itu orang tua berkewajiban memberikan pendidikan kepada anaknya dan
yang paling utama dimana hubungan orang tua dengan anaknya bersifat alami dan
kodrati. Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak adalah merupakan
peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat dan
tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota
keluarga yang lain. Mengenai penanaman pandangan hidup keagamaan, masa
kanak-kanak adalah masa yang paling baik untuk meresapkan dasar-dasar hidup
beragama. jangan hendaknya penanaman dasar-dasar hidup beragama ini di
tunda-tunda, dinanti sampai anak mencapai kedewasaan.
Kehidupan dalam keluarga hendaknya memberikan kondisi kepada anak
untuk mengalami suasana hidup keagamaan. Mengenai hubungan pendidikan dalam
keluarga didasarkan atas adanya hubungan kodrati antar orang tua dan anak.
Pendidikan dalam keluarga dilaksanakan atasa dasar rasa cinta dan kasih sayang
yang kodrati, rasa kasih sayang yang murni, rasa cinta dan kasih sayang orang
tua terhadap anaknya. Rasa cinta dan kasih sayang inilah yang menjadi sumber
kekuatan yang tak kunjung padam pada orang tua untuk tak jemu-jemunya
memberikan bimbingan dan pertolongan yang dibutuhkan oleh anak. Rasa ini pula
yang menyebabkan orang tua ikhlas mengorbankan segala sesuatunya demi
kepentingan anaknya. Namun bagi orang tua memberikan bimbingan dan pertolongan
ini, hendaklah benar-benar merupakan bimbingan dan pertolongan yang memang
perlu dan berguna bagi perkembangan anak ke arah kedewasaan, ke arah sikap
berdiri sendiri. Bimbingan dan pertolonagn yang berlebihan akan menyebabkan
anak menjadi canggung, ragu-ragu untuk bertindak, tidak berani mengambil
keputusan sendiri yang membawa anak kepada sikap menggantungkan diri. jika
demikian halnya anak akan sulit mencapai kedewasaan, anak akan terhambat dalam
mencapai kedewasaan, dan mungkin bisa terjadi tidak pernah mencapai kedewasaan
di dalam jiwanya.
3.2.2 Sekolah
Pada dasarnya pendidikan di sekolah merupakan bagian dari pendidikan
dalam keluarga, yang sekaligus merupakan lanjutan dari pendidikan dalam
keluarga. Tidak
semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga,terutama
dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu
dikirimkan anak ke sekolah. Seiring dengan perkembangan peradaban
manusia,sekolah telah mencapai posisi yang sangat sentral dalam pendidikan
keluarga. Hal ini karena pendidikan telah berimbas pola pikir ekonomi yaitu
efektivitas dan efesiensi dan hal ini telah menjadi semacam ideologi dalam
proses pendidikan disekolah. Yang dimaksud dengan pendidikan sekolah disini
adalah pendidikan yang diperoleh seseorang di sekolah secara teratur,
sistematis, bertingkat dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat.
Ada beberapa karakteristik proses pendidikan yang berlangsung
disekolah ini yaitu:
- Diselenggarakan secara khusus dan dibagi atas jenjang yang memiliki hubungan hierarkis
- Usia anak didik disuatu jenjang pendidikan relatif homogen
- Waktu pendidikan relatif lama sesuai dengan pendidikan yang harus diselesaikan
- Materi atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum
- Adanya penekanan tentang kualitas tentang pendidikan sebagai jawaban terhadap kebutuhan dimasa yang akan mendatang
1.Tanggung
Jawab Sekolah
Sebagi lembaga pendidikan yang bersifat normal, sekolah memilki
tanggung jawab yang berdasarkan atas asas-asas yang berlaku, meliputi:
- Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang di tetapkan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku
- Tangung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi tujuan dan tingkat pendidikan yang di percayakan kepadanya oleh masyarakat dan bangsa
- Tanggung jawab fungsional ialah tanggung jawab professional pengelola dan pelaksana pendidikan yang menerima ketetapan ini berdasarkan ketentuan-ketentuan jabatannya
2. Sifat-Sifat
Lembaga Pendidikan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan kedua setelah keluarga, yang
bersifat formal namun tidak kodrati, tetapi banyak orang tua yang menyerahkan
tannggung jawab pendidikan terhadap sekolah
Dari kenyataan-kenyataan tersebut maka sifat-sifat dari pendidikan
sekolah tersebut adalah:
- Tumbuh sesudah keluarga
- Lembaga pendidikan formal
Dinamakan lembaga pendidikan formal, karena sekolah memilki bentuk
yang jelas, dalam arti memiliki program yang telah direncanakan dengan teratur
dan ditetapkan dengan resmi.
Ø Lembaga pendidikan yang tidak bersifat kodrati
Lembaga pendidikan didirikan tidak atas hubungan darah antara guru
dan murid seperti halnya dikeluarga, tetapi berdasarkan hubungan yang bersifat
kedinasan
3. Fungsi Dan
Peranan Sekolah
Peranan sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga,
maka sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus
tingkah laku anak didik yang di bawa dari keluarganya. Sementara itu dalam
perkembangan kepribadian anak didik, peranan sekolah dengan melalui kurikulum
antara lain:
- Anak didik belajar bergaul sesama anak didik, antara guru dengan anak didik, dan antara anak didik dengan orang yang bukan guru (karyawan).
- Anak didik belajar mentaati peraturan-peraturan sekolah.
Ø Mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna
bagi agama, bangsa dan Negara.
Fungsi sekolah menurut
Suwarno yang diperinci dalam bukunya Pengantar Umum Pendidikan adalah sebagai
berikut:
Ø Mengembangkan kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan
Di samping bertugas untuk mengembangkan pribadi anak didik secara
menyeluruh, fungsi sekolah yang lebih penting sebenarnya adalah menyampaikan
pengetahuan dan melaksanakan pendidikan kecerdasan. Fungsi sekolah dalam
pendidikan intelektual dapat disamakan dengan fungsi keluarga dalam pendidikan
moral.
- Spesialisasi
Di antara ciri makin meningatnya kemajuan masyarakat ialah makin
bertambahnya diferensiasi dalam tugas kemasyarakatan dan lembaga sosial yang
melaksanakan tugas tersebut. Sekolah mempunyai fungsi sebagai lembaga sosial
yang spesialisasinya dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
2.
Efisiensi
Terdapatnya sekolah sebagai lembaga sosial yang berspesialisasi di
bidang pendidikan dan pengajaran, maka pelaksanaan pendidikan dan pengajaran
dalam masyarakat menjadi lebih efisien, sebab:
- Seumpama tidak ada sekolah, dan pekerjaan mendidik hanya harus dipikul oleh keluarga, maka hal ini tidak akan efisien karena orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaannya, serta banyak orang tua tidak mampu melaksanakan pendidikan yang di maksud.
- Karena pendidikan sekolah dilaksanakan dalam program yang tertentu dan sistematis.
- Di sekolah dapat dididik sejumlah besar anak secara sekaligus
3.
Sosialisasi;
Sekolah mempunyai peranan yang penting di dalam proses sosialisasi,
yaitu proses membantu perkembangan individu menjadi mahluk sosial, mahluk yang
dapat beradaptasi dengan baik di masyarakat. Sebab bagaimanapun pada akhirnya
ia berada di masyarakat.
- Konservasi dan transmisi cultural
Fungsi lain dari sekolah adalah memelihara warisan budaya yang hidup
dalm masyarakat dengan jalan menyampaikan warisan kebudayaan tadi (transmisi
cultural) kepada generasi muda, dalam hal ini tentunya anak didik.
2.
Transisi dari rumah ke
masyarakat
Ketika berada di keluarga, kehidupan anak serba menggantungkan diri
pada orang tua, maka memasuki sekolah di mana ia mendapat kesempatan untuk
melatih berdiri sendiri dan tanggung jawab sebagai persiapan sebelum ke
masyarakat. Di sekolah anak tidak mempunyai “hak-hak istimewa” seperti hal nya
dalam keluarga di rumah. Semua anak mempunyai hak yang sama, kewajiban yang
sama, dan diperlakukan yang sama. Di sinilah anak diperkenalkan dengan
prinsip-prinsip kehidupan demokratis. Di sekolah anak-anak belajar berbagai macam
pengetahuan dan ketrampilan, yang akan dijadikan bekal untuk kehidupannya
nanti di masyarakat dan inilah tugas utama dari sekolah.
Sejajar dengan kedudukan sekolah, ialah berbagai macam
kursus-kursus, ditinjau dari fungsinya untuk memberikan bekal hidup kepada
anak, maka nampaknya kursus–kursus ini lebih berhasil jika dibandingkan dengan
sekolah-sekolah biasa.
Ø Macam-macam sekolah
Sekolah sebagai lembaga pendidikan memilki beragam macam,
diantaranya:
- Ditinjau dari segi yang mengusahakan
- Sekolah Negeri, yaitu sekolah yang diusahakan oleh pemerintah baik dari segi pengadaan tenaga pengajar, fasilitas, maupun keuangan.
- Sekolah Swasta, yaitu sekolah yang diusahakan oleh selain pemerintah, yaitu badan-badan swasta. Hal ini sebagaimana dalam UU Nomor 2 tahun 1989 pasal 47 ayat (1) yaitu:
“Masyarakat sebagai mitra pemerintah berkesempatan yang seluas-luasnya
untuk berperan serta dalam penyelenggaraan pendidikan nasional”. Dilihat dari
statusnya, sekolah swasta ini tersiri dari:
- Disamakan
- Diakui
- Terdaftar
- Tercatat
- Ditinjau dari sudut tingkatan
Menurut UU No 2 Tahun 1989, bahwa jenjang pendidikan yang termasuk
jalur pendidikan sekolah terdiri dari:
- Pendidikan Dasar
- Sekolah Dasar /Madrasah Ibtidaiyah
- SMP /MTS
- Pendidikan menengah
- SMU dan Kejuruan
- Madrasah Aliyah
- Pendidikan Tinggi
- Akademi
- Institut
- Sekolah tinggi
- Universitas
3. Ditinjau
Dari Segi Sifatnya
a. Sekolah Umum
Yaitu sekolah yang belum
mempersiapkan anak dalam spesialisasi pada bidang pekerjaan tertentu. Sekolah
ini penekanannya adalah sebagai persiapan mengikuti pendidikan yang lebih
tinggi tingkatannya. Termasuk dalam hal ini adalah SD /MI, SMP /MTS, SMA / MAU.
b. Sekolah
Kejuruan
Yaitu lembaga pendidikan
sekolah yang mempersiapkan anak untuk menguasai keahlian-keahlian tertentu,
seperti: SMEA, MAPK (MAK), SMKK, STM, SMK dan lain sebagainya.
3.2.3 Masyarakat
Masyarakat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menempati suatu
daerah, diikat oleh pengalaman-pengalaman yang sama, memiliki sejumlah
persesuaian dan sadarkan persatuan dan kesatuannya, serta dapat bertindak
bersama untuk mencukupi krisis kehidupannya. Masyarakat juga dapat
diartikan sebagai satu bentuk tata kehidupan sosial dengan tata nilai dan tata
budaya sendiri. Dalam arti ini masyarakat adalah wadah dan wahana pendidikan;
medan kehidupan manusia yang majemuk (plural:suku, agama, ekonomi, dan lain
sebagainya). Manusia berada dalam multi kompleks antar hubungan dan antar aksi
dalam masyarakat.
Kaitan antara masyarakat dan pendidikan dapat dicermati dari tiga segi , yakni :
1) Masyarakat sebagai penyelenggara
pendidikan, baik yang di lembagakan maupun yang tidak di lembagakan
2) Lembaga – lembaga kemasyarakatan dan
atau kelompok sosial di masyarakat, baik langsung maupun tak langsung ikut
mempunyai peran dan fungsi edukatif
3) Dalam masyarakat tersedia berbagai
sumber belajar, baik yang dirancang maupun dimanfaatkan
Fungsi masyarakat sebagai pusat
pendidikan sangat bergantung pada taraf perkembangan dari masyarakat itu
beserta sumber-sumber belajar yang tersedia didalamnya. Masyarakat di Indonesia
dapat dibedakan menjadi 5 tipe sosial-budaya, sebagai berikut :
1) Tipe masyarakat berdasarkan sistem
berkebun yang amat sederhana, hidup dengan berburu, dan belum mempunyai
kebiasaan menanam padi.
2) Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan
bercocok tanam di ladang atau sawah dengan tanaman pokok padi.
3) Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan
sistem bercocok tanam di ladang atau sawah dengan tanaman pokok padi.
4) Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan
sistem bercocok tanam di sawah dengan tanaman pokok padi.
5) Tipe masyarakat perkotaan yang
mempunyai ciri-ciri pusat pemerintahan dengan sector perdagangan dan industry
yang lemah
Terdapat sejumlah lembaga
kemasyarakatan dan atau kelompok sosial yang mempunyai peran dan fungsi
edukatif yang besar, seperti kelompok sebaya, organisasi keagamaan, dan
lain-lain.
1.
Kelompok Sebaya
Adalah suatu kelompok yang
terdiri dari orang-orang usianya sama, antara lain :
1. Kelompok bermain
2. Kelompok monoseksual
3. Gang
Dampak edukatif dari keanggotaan dalam
kelompok sebaya itu terjadi karena interaksi sosial yang intensif dan dapat
terjadi setiap waktu, serta dengan melalui mekanisme penerimaan atau penolakan
kelompok. Terdapat beberapa fungsi kelompok sebaya terhadap anggotanya antara
lain :
1) Mengajarkan cara berhubungan dan
menyesuaikan diri dengan orang lain.
2) Memperkenalkan kehidupan masyarakat
yang lebih luas
3) Menguatkan sebagian dari nilai-nilai
yang berlaku dalam kehidupan masyarakat orang dewasa
4) Memberikan kepada anggota-anggotanya
cara-cara untuk membebaskan diri dari pengaruh kekuasaan otoritas
5) Memberikan pengetahuan yang tidak
bisa diberikan oleh keluarga secara memuaskan (pengetahuan mengenai cita rasa
berpakaian, music, jenis tingkah laku tertentu, dll).
6) Memberikan pengalaman untuk
mengadakan hubungan yang didasarkan pada prinsip persamaan hak
7) Memperluas cakrawala pengalaman
anak, sehingga dia menjadi orang yang lebih kompleks.
2. Organisasi Keagamaan
Peranan organisasi keagamaan pada umumnya sangat
penting karena berkaitan dengan keyakinan agama. Semua organisasi keagamaan
mempunyai keinginan untuk melestarikan keyakinan agama anggota-anggotanya, maka
organisasi tersebut menyediakan program pendidikan bagi anak-anaknya, yakni :
1) Mengajarkan keyakinan serta
praktek-praktek keagamaan dengan cara memberikan pengalaman-pengalaman yang
menyenangkan bagi mereka.
2) Mengajarkan kepada mereka tingkah
laku dan prinsip-prinsip moral yang sesuai dengan keyakinan-keyakinan agamanya.
3) Memberikan model-model bagi
perkembangan watak.
Dalam pembahasan ini masyarakat merupakan lingkungan ketiga dalam
pendidikan. Pendidikan masyarakat tersebut telah mulai sejak anak lepas dari
asuhan keluarga dan berada diluar pendidikan sekolah. Untuk agak memperjelas
pengertian kita tentang lingkungan itu, baiklah kita jangan terlalu terikat
pada “tempat”. Kita adakan tinjauan tentang lingkungan bukan atas dasar tempat,
melainkan atasa dasar “peranan” orang-orang yang berada dalam
lingkungan-lingkungan itu. Jika orang tua atau anggota keluarga yang lain,
tidak berperan lagi terhadap anak, artinya tidak mengadakan pengawasan terhadap
tingkah laku perbuatan anak, maka dapat dikatakan bahwa anak tersebut tidak
berada dalam lingkungan keluarga. Biarpun ia mungkin masih berada di halaman
rumahnya. Misalnya ia sedang bermain-main dengan kawan-kawan sebayanya. Sebaliknya, biarpun ia
tidak berada di sekitar halaman rumahnya, akan tetapi orang tua atau anggota
keluarga yang lain masih mengadakan pengawasan terhadap tingkah laku perbuatan
anak, maka dapat dikatakan, bahwa anak itu berada di dalam lingkungan keluarga.
Misalnya mereka sedang berjalan-jalan di sebuah taman, mereka pergi ke
tempat-tempat hiburan dan sebagainya.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan anak berada di dalam
lingkungan masyarakat, apabila anak itu tidak berada di bawah pengawasan orang
tua atau anggota keluarga yang lain, dan tidak berada di bawah pengawasan guru
atau petugas sekolah yang lain. Pengawasan tingkah laku perbuatan anak dalam
lingkungan masyarakat ialah oleh petugas-petugas hukum di dalam masyarakat,
atau juga orang-orang lain yang berada dalam masyarakat. Sebenarnya di
dalam masyarakat itu tidak ada pendidikan. Masyarakat tidak mendidik orang-
orang atau anak-anak yang berada di dalamnya. Di dalam masyarakat yang ada
hanyalah “pengaruh” dari masyarakat itu. Pendidikan yang ada di dalam
masyarakat adalah yang terdapat dalam perkumpulan-perkumpulan pemuda. Sehingga
Ki Hajar Dewantara secara tegas menyebutkan lingkungan pendidikan yang ketiga
ialah pergerakan pemuda.
Pengaruh-pengaruh dari masyarakat ada yang bersifat positif terhadap
anak dan juga bersifat negatif. Yang dimaksud dengan pengaruh yang bersifat
positif ialah segala sesuatu yang membawa pengaruh baik terhadap pendidikan dan
perkembangan anak. Yaitu pengaruh-pengaruh yang menuju kepada hal-hal yang baik
dan berguna bagi anak itu sendiri maupun bagi kehidupan bersama. Pengaruh yang
positif dari masyarakat banyak kita jumpai dalam perkumpula-perkumpulan pemuda,
organisasi-organisasi pelajar atau mahasiswa maupun organisasi yang lain. Baik
perkumpulan atau organisasi itu bergerak dalam bidang kesenian, kebudayaan,
olahraga, politik, maupun yang merupakan organisasi biasa yang bersifat
menghimpun dan menyatukan para anggota, seperti halnya organisasi-organisasi
pelajar atau mahasiswa dari sesuatu jenis sekolah atau fakultas. Tetapi perlu
ditekankan di sini bahwa organisasi atau perkumpulan pemuda yang memberikan
pengaruh positif ini ialah organisasi atau perkumpulan pemuda yang di
organisasi secara baik dan “legal”.
Sedang yang di maksud dengan pengaruh yang bersifat negatif
ialah segala macam pengaruh yang menuju kepada hal-hal yang tidak baik dan
merugikan. Baik, merugikan bagi pendidikan dan perkembangan anak maupun
merugikan kepada kehidupan bersama. Pengaruh yang bersifat negatif ini tidak terhitung
banyaknya di dalam masyarakat. Dan anehnya, pengaruh yang negatif ini
sangat mudah di terima oleh anak, dan sangat kuat meresap di hati anak. Anak
yang tadinya baik di rumah, setelah mendapat pengaruh dari temannya, akhirnya
bisa menjadi anak brandalan. Oleh karena itu menjadi tugas bagi orang tua untuk
selalu mengadakan pengawasan terhadap putra-putrinya. Orang tua harus tahu dan
selalu mengawasi dengan siapa anaknya itu bergaul. Bukan maksudnya di sini
untuk membeda-bedakan kawan, tetapi justru untuk menjaga agar si anak tidak
terlanjur memperoleh pengaruh-pengaruh yang tidak diinginkan. Contoh: setiap kali anak
minta izin untuk belajar di rumah kawannya. Berangkat, membawa buku dan pulang
jam 10 atau 11 malam di mana orang tua sudah tidur. Demikian berjalan beberapa
lama tetapi apa hasilnya? Anak telah menjadi pecandu ganja.
Memang kita bisa menyalahkan kepada anak. Dan mungkin kita bisa juga
menyalahkan kepada kawan yang mengajaknya. Tetapi di samping itu, orang tua lah
yang bersalah paling besar. Mengapa ia tidak selalu mengadakan pengawasan yang
teliti terhadap anaknya. Andaikata orang tua selalu mengadakan pengawasan
dengan teliti, selalu mengawasi dengan siapa saja anak itu bergaul, kiranya
tidak akan terjadi hal-hal yang demikian. Hal hal semacam itu kiranya akan bisa
di cegah sebelumnya.
·
Konsep Tri Pusat Pendidikan menurut Pendidikan Islam
a.
Pendidikan keluarga
Menurut Pendidikan Islam, konsep pendidikan keluarga adalah pendidikan yang
dilakukan oleh orang tua terhadap anak atas dorongan kasih saying yang
dilembagakan islam dalam bentuk kewajiban dan akan dipertanggung jawabkan
dihadapan Allah SWT.
Orang tua
adalah orang yang pertama memikul tanggung jawab pendidikan terhadap anak,
secara alami anak pada masa-masa awal kehidupannya berada ditengah-tengah ayah
dan ibunya sehingga dasar-dasar pandangan hidup, sikap hidup serta ketrampilan
hidup banyak tertanam sejak anak berada ditengah-tengah orang tuanya.
Dalam pendidikan anak, Ibu dan Ayah masing-masing mempunyai tanggung jawab
yang sama. Hadits Nabi yang menyatakan bahwa “Ibu adalah pengembala dirumah
tangga suaminya dan bertanggung jawab atas gembalanya” sesungguhnya
mengisyaratkan kerja sama Ibu dan Ayah dalam pendidikan anak, hanya saja
terutama dalam lingkungan keluarga yang menuntut ayah lebih banyak berada
diluar rumah untuk mencari nafkah dan ibu lebih banyak dirumah untuk mengatur
urusan rumah.
Dalam hal
ini Allah telah berfirman dalam Al Qur’an surat At Tahrim ayat 6 yang berbunyi:
يايهاالذين
امنوا قوا انفسكم واهليكم نارا.....(التحريم : 6
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa
neraka….”.
Disinilah letak tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak-anaknya,
karena anak adalah amanat Allah yang diberikan kepada orang tua yang kelak akan
dimintai pertanggung jawaban atas pendidikan anak-anaknya.
Sedangkan
didalam hadits Nabi SAW secara jelas Beliau mengisyaratkan lewat sabdanya:
كل مولود يولد
على الفطرة وانما ابواه يهودانه اوينصرانه اويمجسانه
Artinya:
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka orang tuanyalah yang dapat
menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi”.
Berdasarkan hadits tersebut jelaslah bahwa anak dilahirkan dalam keadaan
suci, maka mendidiknya adalah sudah menjadi tanggung jawab orang tua. Orang tua
berkewajiban mendidik anak-anaknya dalam hal pendidikan agama dan umum termasuk
didalamnya pendidikan ketrampilan, hal ini dimaksudkan agar kelak anak-anak itu
akan dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akherat.
b.
Pendidikan sekolah
Konsep Pendidikan Sekolah menurut Pendidikan Islam adalah suatu lembaga
pendidikan formal yang efektif untuk mengantarkan anak pada tujuan yang
ditetapkan dalam Pendidikan Islam. Sekolah yang dimaksud adalah untuk
membimbing, mengarahkan dan mendidik sehingga lembaga tersebut menghendaki
kehadiran kelompok-kelompok umur tertentu dalam ruang-runag kelas yang dipimpin
oleh guru untuk mempelajari kurikulum bertingkat.
Bertolak dari konsep tersebut pendidikan sekolah dalam mengantarkan dan
mengarahkan anak untuk mencapai suatu tujuan pendidikan Islam, tidak terlepas
dari usaha dan upaya guru yang telah menerima limpahan tanggung jawab dari
orang tua atau keluarga. Sebab berdasarkan kenyatan orang tua tidak cukup mampu
dan tidak memiliki waktu untuk mendidik, mengarahkan anak secara baik dan
sempurna. Hal itu disebabkan karena keterbatasan dan kesibukan orang tua dalam
memenuhi kebutuhan anaknya setiap saat.
Maka dari
itu tugas guru dan pimpinan sekolah disamping memberikan ilmu-ilmu pengetahuan,
keterampilan-keterampilan juga mendidik anak beragama dan berbudi pekerti
luhur. Disinilah sekolah berfungsi sebagai pembantu keluarga dalam memberikan
pendidikan dan pengajaran kepada anak didik, sekolah merupakan kelanjutan dari
apa yang telah diberikan di dalam keluarga.
Hal ini dimaksudkan agar anak kelak memiliki kepribadian yang sesuai dengan
ajaran islam yaitu kepribadian yang seluruh aspeknya baik itu tingkah laku,
kegiatan jiwa maupun filsafat hidup dan kepercayaannya menunjukkan pengabdian
kepada Allah SWT.
c.
Pendidikan masyarakat
Pendidikan dalam Islam juga merupakan tanggung jawab bersama setiap anggota
masyarakat. Sebab masyarakat adalah kumpulan individu-individu yang menjalani
satu kesatuan, apabila terjadi kerusakan pada sebagiannya maka sebagian yang
lain akan terancam kerusakan pula. Masyarakat
harus mampu mengaplikasikan konsep dan ketrampilan kedalam usaha-usaha yang
nyata secara tepat dan benar, dan tidak boleh melakukan kesalahan-kesalahan
ataupun membiarkan anggota masyarakat lain melakukan kesalahan.
Oleh sebab itu setiap individu hendaknya peduli terhadap kebaikan
kesatuannya, setiap anggota masyarakat bertanggung jawab atas kebaikan lainnya.
Dengan perkatan lain setiap anggota masyarakat bertanggung jawab atas
pendidikan lainnya, tidak bisa memikulkan tanggung jawab hanya kepada orang tua
dan guru , atau setidaknya bila melihat kemungkaran hendaknya mencegahnya
sesuai dengan kemampuannya, sabda Nabi
Muhammad SAW:
من راى منكم
منكرا فليغيره بيده فان لم يستطيع فبلسانه فان لم يستطيع فبقلبه وذالك اضعف
الايمان. (رواه مسلم
Artinya: “Barang siapa diantara kalian melihat suatu kemungkaran maka hendaknya dia merubahnya dengan tangannya apabila tidak mampu maka dengan lisannya dan apabila tidak mampu juga maka dengan hatinya dan yang demikian itu merupakan perwujudan iman yang paling lemah”. (HR. Muslim).
Menurut pendidikan Islam, konsep pendidikan masyarakat itu adalah usaha
untuk meningkatkan mutu dan kebudayaan agar terhindar dari kebodohan.
Usaha-usaha tersebut dapat diwujudkan melalui berbagai macam kegiatan
masyarakat seperti kegiatan keagamaan, pengajian/ ceramah keagamaan, sehingga
diharapkan adanya rasa memiliki dari masyarakat akan dapat membawa suatu
pembaharuan dimana masyarakat memiliki tanggung jawab terlebih-lebih untuk
meningkatkan kwalitas pribadi dibidang Ilmu, ketrampilan, kepekaan perasaan dan
kebijaksanan atau dengan perkataan lain peningkatan ketiga wawasan kognitif,
afektif maupun psikomotor.
3.3. Hubungan Timbal
Balik antara Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat
3.3.1 Hubungan keluarga
dengan sekolah
Keluarga sebagai satuan organisasi terkecil di masyarakat mendapat
peranan sangat penting karena membentuk kepribadian dan watak anggota
keluarganya. Sedangkan masyarakat terdiri dari keluarga-keluarga. Dari satuan
terkecil itu terbentuklah gagasan untuk terus mewariskan standar watak dan
kepribadian yang baik yang diakui oleh semua golongan masayarakat, salah satu
institusi yang mewarisakan kepribadian dan watak kepada masayarakat adalah
sekolah. Sekolah tidak akan terus berdiri jika tidak di dukung oleh masyarakat,
maka dari itu kedua sistem sosial ini saling mendukung dan melengkapi. Jika di
sekolah dapat terbentuk perubahan sosial yang baik berdasarkan nilai atau kaidah
yang berlaku, maka masyarakat pun akan mengalami perubahan sosial.
Sebagai salah satu wujud sekolah sebagai bagian dari masyarakat maka
terbentuklah sekolah masyarakat (community school). Sekolah ini bersifat
life centered. Yang menjadi pokok pelajaran adalah kebutuhan manusia,
masalah-masalah dan proses-proses social dengan tujuan untuk memperbaiki
kehidupan dalam masyarakat. Masyarakat dipandang sebagai laboratorium dimana
anak belajar, menyelidiki dan turut serta dalam usaha-usaha masyarakat yang mengandung
unsur pendidikan.
Menurut Oqbum fungsi keluarga itu adalah sebagai berikut :
Ø
Fungsi kasih sayang
Ø
Fungsi ekonomi
Ø
Fungsi pendidikan
Ø
Fungsi perlindungan/penjagaan
Ø
Fungsi rekreasi
Ø
Fungsi status keluarga
Ø
Fungsi agama
3.3.2 Pengaruh sekolah
terhadap masyarakat
Pengaruh sekolah terhadap masyarakat pada dasarnya tergantung kepada
luas-tidaknya produk serta kualitas dari produk sekolah itu sendiri. Semakin
luas sebaran produk sekolah di tengah-tengah masyarakat, tentu produk sekolah
tersebuut membawa pengaruh positif yang berarti bagi perkembangan masyarakat
bersangkutan. Sekolah dapat disebut sebagai lembaga investasi manusiawi.
Investasi jenis ini sangat penting bagi perkembangan dan kemajuan masyarakat.
Rendahnya kualitas faktor manusia disetiap masyarakat, akan berpengaruh
terhadap prestasi yang bisa dicapai oleh masyarakat bersangkutan.
Terdapat empat macam pengaruh pendidikan sekolah terhadap
perkembangan masyarakat, yaitu:
1. Mencerdaskan
kehidupan masyarakat
2. Membawa
pengaruh pembaharuan bagi perkembangan masyarakat.
3. Mencetak warga masyarakat yang siap dan
terbekali bagi kepentingan kerja di lingkungan masyarakat.
4. Melahirkan sikap-sikap positif dan konstruktif
bagi warga masyarakat, sehingga tercipta integrasi sosial yang harmonis
ditengah-tengah masyarakat.
Hubungan sekolah dan masyarakat memiliki hubungan rasional
berdasarkan kebutuhan. Adapun gambaran hubungan rasional diantara keduanya:
a. Sekolah
sebagai lembaga layanan terhadap kebutuhan pendidikan di masyarakat yang
membawa konsekuensi-konsekuensi dan konseptual serta teknis yang bersesuaian
antar fungsi pendidikan yang diperankan sekolah dengan yang dibutuhkan
masyarakat. Untuk menjalankan tujuan pendidikan yang rasional dan ideal, maka
sekolah memerlukan mekanisme informasi timbal balik yang rasional, objektif dan
realitas dengan masyarakat
b. Sasaran
pendidikan yang ditengani lembaga persekolahan detentukan kejelasan formulasi
kontrak antara sekolah dengan masyarakat. Diperlukan pendekatan komprehensif
didalam pengembangan program dan kurikulum untuk masing-masing jenis dan
jenjang persekolahan.
c. Pelaksanaan
fungsi sekolah dalam melayani masyarakat yang dipengaruhi oleh ikatan-ikatan
objektif diantara keduanya. Ikatan objektif tersebut berupa perhatian,
penghargaan dan lapangan-lapangan tertentu seperti dana, fasilitas dan
jaminan-jaminan objektif lainnya.
3.3.3 Pengaruh masyarakat
terhadap sekolah
Pada dasarnya masyarakat senantiasa memiliki dinamika untuk selalu
tumbuh dan berkembang, disamping itu juga setiap masyarakat memiliki identitas
tersendri sesuai dengan pengalaman budaya dan perbendaharaan
alamiahnya.masyarakat sebagai satu totlitas memiliki physical environment
(lingkungan alamiah, benda-benda, iklim, kekayaan material) dan social
environment (manusia, kebudayaan, dan nilai-nilai agama), sumber daya alam,
sumber daya manusia dan budaya. Keterkaitan masyarakat dengan pendidikan adalah
sangat erat dan sangat mempengaruhi, kenyataannya bagi setiap orang bahwa
masyarkat yang baik, maju, modern ialah masyarakat yang didalamnya ditemukan
suatu tingkat pendidikan yang baik, maju, dan modern pula, dalam wujud
lembaga-lembaganya maupun jumlah dan tingkat orang terdidik. Dengan kata lain
suatu masyarakat yang maju karena adanya pendidikan yang maju dan baik,
sebaliknya masyarakat yang kurang memperhatikan pembinaan pendidikan, akan
tetap keterbelakangan, tidak hanya dari segi intelektual tetapi juga dari segi
sosial kultural.
Masyarkat dengan segala atribut dan identitassnya yang memiliki
dinamika ini, secara langsung akan berpengaruh terhadap pendidikan
persekolahan. Pengaruh-pengaruh yang dimaksud adalah:
- Terhadap orientasi dan tujuan pendidikan
Bahwa suatu masyarakat dengan segala dinamikanya, senantiasa Membawa
pengaruh terhadap orientasi dan tujuan pendidikan pada lembaga persekolahan.
Ini adalah wajar dan bisa dimengerti karena sekolah merupakan lembaga yang
dilahirkan dari, oleh untuk masyarakat. Arah program pendidikan
persekolahan biasanya tercermin didalam kurikulum, didalam kenyataannya selalu
terjadi perubahan-perubahan didalam suatu jangka tertentu. Perubahan-perubahan
tersebut disebabkan oleh pertumbuhan dan perkembangan yang memunculkan
orientasi-orientasi dan tujuan-tujuan yang baru yang pasti akan diperhatikan
oleh lembaga pendidikan sekolah.
Sebagai bukti bahwa idenitas suatu masyarakat beepengaruh terhadap
program pendidikan disekolah-sekolah adalah dengan berbedanya orientasi dan
tujuan pendidikan pada masing-masing negara. Pengaruh pertumbuhan dan
perkembngan masyarakat juga terlihat dalam perubahan orientasi dan tujuan
pendidikan dari suatu periode tertentu dengan periode berikutnya. Oleh karena
itu, dalam relitasnya tidak pernah terdapat kurikulum pendidikan yang berlaku
permanen, kurikulum akan selalu disempurnakan dan disesuaikan dengan tuntutan
perkembangan masyarkat yang terjadi.
2.
Terhadap proses pendidikan di
sekolah
Pengaruh masyarakat dibidang sosial budaya dan partisipasinya adalah
sesuatu yang jelas membawa pengaruh erhadap berlangsungnya proses pendidikan di
sekolah. Adapun pengaruh sosial budaya yang dimaksud biasanya tercermin didalam
prose belajar mengajar, baik yang menyagkut pola aktifitas pendidik maupun anak
didik didalam proses pendidikan. Dalam kenyataannya berfungsinya proses
penyelenggaraan pendidikan disekolah-sekolah tergantung pada kualitas dan
kuantitas kompenen manusiawi, fasilitas dana, dan perlengkapan pendidikan.
Dalam kaitan ini pengaruh tingkat partisipasi masyarakat seperti diatas tampak
sangat besar, karena itulah hubungan pengaruh timbal balik antara tingkat
pasrtisipasi masyarakat dengan kulitas proses penyelenggaraan pendidikan
sekolah-sekolah, menuntut adanya jalinan hubungan yang harmonis antara sekolah
dengan masyarakat. Sementara itu perubahan-perubahan yang terjadi dan ada di
masyarakat mempengaruhi pula materi pendidikan disekolah, karena perubahan itu
merupakan salah satu sumber yang ada di masyrakat.
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Berdasar uraian uraian diatas, maka isi makalah yang kami
susun dapat di simpulkan sebagai berikut. Pada
dasarnya lingkungan mencakup lingkungan fisik, lingkungan budaya, dan
lingkungan sosial.
Ø
Lingkungan pendidikan ialah latar tempat berlangsungnya pendidikan
khususnya pada tiga lingkungan utama pendidikan yakni keluarga, sekolah, dan
masyarakat, dan Secara umum.
Ø
Fungsi lingkungan pendidikan ialah membantu peserta didik dalam
ibteraksi dalam berbagai lingkungan sekitarnya, utamanya berbagi sumber daya
pendidikan yang terjadinya akar dapat mencapai tujuan pendidik yang optimal.
Ø Lingkungan pendidikan ada 3 jenis
yaitu :
keluarga, sekolah dan masyarakat
Pelaksanaan pendidikan dilakukan melalui tiga kegiatan yakni
membimbing, mengajar,dan melatih (Ayat 1 Pasal 1 dari UU No. 2/1989). Tiga aspek tersebut
dapat dibedakan sebagai berikut :
Ø Membimbing,
terutama berkaitan dengan pemantapan jati diri dan pribadi dari segi-segi
perilaku umum (aspek pembudayann)
Ø Mengajar,
terutama berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan, dan
Ø Melatih,
berkaitan dengan ketrampilan dan kemahiran (aspek teknologi)
Ø Tri Pusat Pendidikanb adalah tiga
unsur penting yang sangat berperan dalam pendidikan dan menjadi pusat kegiatan
pendidikan.
Ø Keluarga adalah tempat pertama dan
utama seseorang menerima pendidikan.
Ø Akibat dari perkembangan zaman dan
keterbatasan orang tua dalam mendidik anak, maka kegiatan pendidikan juga dilaksanakan
disuatu lembaga yang disebut sekolah atau madrasah. Pendidikan yang dilakukan
disekolah atau madrasah disebut pendidikan formal.
Ø masyarakat merupakan tempat atau
unsur yang sangat berperan penting dalam pendidikan. Lingkungan pendidikan
masyarakat di sebutpendidikan nonformal.
4.2. SARAN
Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang
banyak menuntut perubahan kesistem pendidikan nasional yang lebih baik serta
mampu bersaing secara sehat dalam segala bidang. Salah satu cara yang harus di lakukan
bangsa Indonesia agar tidak semakin ketinggalan dengan negara-negara lain
adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikannya terlebih dahulu.
Dengan
meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang terlahir akan
semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini bersaing secara sehat
dalam segala bidang di dunia internasional. Perlunya peningkatan pelayanan dari tripusat pendidikan kepada peserta didik
agar dapat meningkatkan tiga kegiatan pendidikan (membimbing, mengajar, dan melatih)
sehingga dapat meningkatkan perkembangan peserta didik kearah yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Tirtarahardja,
Umar. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Hasbullah.
2001. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.