Sabtu, 05 Januari 2013

FILSAFAT PENDIDIKAN


MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO
         Dengan ilmu hidup lebih mudah, dengan seni hidup lebih indah dan dengan agama hidup lebih terarah”.
         “Jadikanlah kejujuran itu sebagai simbol kehidupan, karena dengan kejujuran hidup lebih bermakna dan bermanfaat.”
         “Tiada yang lebih bermanfaat selain ilmu, dengan ilmu hidup akan senantiasa seimbang antar sesama manusia dan lingkungan, gunakanlah hidup untuk selalu belajar insya allah akan memberi manfaat untuk orang yang belajar.”

PERSEMBAHAN
         Penulis persembahkan makalah ini antara lain:
Ø  Kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah_Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Ø  Untuk Universitas PGRI Palembang, sebagai bahan atau sumber bacaan untuk menambah pengetahuan tentang Landasan Pendidikan.
Ø  Dosen pembimbing kami yaitu Bapak QOIROWANI, S.Pd., M.Si. yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan serta pembuatan makalah ini.
Ø  Untuk kedua orang tua kami, yang telah membesarkan dan mendidik dengan penuh kasih dan sayang serta senantiasa memberikan do’a dan dukungan untuk selalu yakin dan optimis dalam menuntut ilmu.
Ø  Untuk kakak / adik kami yang selalu memberikan dukungan, semangat dan do’a nya untuk keberhasilan kami.
Ø  Teman-teman kami yang selalu memberi masukan, dukungan, kritikan dan do’a sehingga kami dapat menyusun dan menulis makalah ini sesuai dengan materi yang di sajikan.






KATA PENGANTAR

   Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta hidayah_Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan sesuai rencana yang ditentukan. Makalah ini disusun sesuai dengan materi yang ada yaitu Lingkungan Pendidikan sehingga mudah untuk dipelajari oleh para pembaca. Tersusunya makalah ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang turut membantu dan mendukung sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan seoptimal mungkin.

Tak terlepas dari semua pihak yang turut membantu, kami ucapkan terimakasih kepeda orang tua yang selalu memberikan nasehat dan saran yang sangat berguna dalam penggarapan makalah ini, kami juga berterimakasih kepada Bapak / Ibu dosen yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penulisan dan penyusunan makalah ini, tanpa arahan dan bimbingan nya makalah ini tidak akan tersusun secara optimal. Dan kami juga berterimakasih kepada teman-teman yang turut membantu sehingga makalah ini dapat di  tersusun dan tersaji sebagai bahan atau sumber bacaan yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran.

Makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu tim penyusun selalu mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. Atas kritik dan saran kami ucapkan terima kasih.






                                                                                    Palembang,     Desember 2012




                                                                                                            Tim Penyusun


DAFTAR ISI

Halaman Judul                     ......................................................................................
Moto Dan Persembahan       ......................................................................................
Kata Pengantar                     ......................................................................................
Daftar Isi                                              ......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
         1.1 Latar Belakang      ......................................................................................
         1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................
         1.3 Metode Penulisan ......................................................................................
         1.4 Tujuan                   ......................................................................................

BAB II LANDASAN TEORI
         2.1 Landasan Teori Lingkungan Pendidikan ...................................................
         2.2 Landasan Teori Tripusat Pendidikan  .......................................................

BAB III PEMBAHASAN
         3.1 Pengertian Dan Fungsi Lingkungan Pendidikan               .......................................
         3.2 Tripusat Pendidikan             ......................................................................
         3.3 Hubungan Timbal Balik antara Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat .......

BAB IV PENUTUP
         4.1 Kesimpulan           .....................................................................................
         4.2 Saran                     .....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA           .....................................................................................      







BAB I
PENDAHULUAN
1.1.      Latar Belakang
Dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa pendidikan adalah  usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam dunia penddikan peran pihak-pihak yang ahli sangatlah menentukan bagaimana dan kemana arah pendidikan akan dibawa. Pendidikan akan berjalan sesuai rambu-rambunya dan menghasilkan tujuan yang diharapkan apabila diatur serta dibimbing oleh lingkungan yang baik, begitu pula sebaliknya kesalahan dan kecenderungan negatif yang ditimbulkan dari asas pendidikan tersebut kelak akan menimbulkan kemunduran dan kehancuran dibidang pendidikan.
Diantara pihak-pihak yang berperan penting dalam mendidik dan mengarahkan setiap peserta didik menuju arah yang jelas dan benar adalah keluarga sekolah dan masyarakat. Tiga unsur ini dikenal dengan nama Tripusat Pendidikan. Setiap lingkungan tersebut mempunyai tugas dan fungsi masing-masing yang berperan penting dalm pembentukan perilaku dan pribadi peserta didik. Selain memiliki tugas dan fungsinya masing-masing, unsur-unsur lingkungan tersebut memiliki hubungan yang sangat erat dalam menentukan keberhasilan peserta didik. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahas tentang Tripusat Pendidikan agar pembaca mengetahui tujuan keberadaannya.
1.2.      Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1)     Pengertian dan Fungsi Lingkungan Pendidikan
2)     Definisi Tri Pusat Pendidikan
3)     Keluarga
4)     Sekolah
5)     Masyarakat
6)     Hubungan antara keluarga, sekolah, dan masyarakat
1.3.      Metode penulisan
         Dalam penulisan makalah ini metode dalam penulisan bersifat kajian pustaka atau library research, Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif yang disertai dengan analisis sehingga menunjukan suatu kajian yang dapat dikembangkan dan diterapkan lebih lanjut.
1.4.      Tujuan
Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan ditulisnya makalah ini adalah untuk:
  1. Mengetahui Pengertian dan Fungsi Lingkungan Pendidikan
  2. Mengetahui Definisi Tri Pusat Pendidikan
  3. Mengetahui penjelasan tentanag Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat
  4. Mengetahui Hubungan antara keluarga, Sekolah, dan Masyarakat














BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.   Landasan Teori Lingkungan Pendidikan
Dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa pendidikan adalah  usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Menurut Sartain (ahli psikologi Amerika), yang dimaksud lingkungan meliputi kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes.

Umar Tirtaraharja et al, 1990: 13-15, serta secara bersama-sama menjadikan pendidikan berlangsung seumur hidup (Cropley, 1979: 3), Pendidikan informal, formal dan nonformal itu sering dipandang sebagai subsistem dari sistem pendidikan.
           
Sebagai pelaksanaan pasal 31 ayat 2 dari UUD 1945, telah ditetapkan UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sisdiknas (beserta peraturan pelaksanaannya) yang menata kembali pendidikan di Indonesia.
 2.2.  Landasan Teori Tripusat Pendidikan
Terdapat Dalam peraturan Dasar Perguruan Nasional Taman Siswa (Putusan Kongres X tanggal 5-10 Desember 1966) Pasal 15 tentang tripusat pendidikan. Pasal 10 Ayat 4. Dalam penjelasan ayat 5 Pasal 10 ditegaskan bahwa pemerintah mengakui kemandirian keluarga untuk melaksanakan upaya pendidikan dalam lingkungan sendiri. Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana kehidupan keluarga merupakan tempat yang sebaik-baiknya untuk melaksanakan pendidikan orang-seorang (pendidikan individual) maupun pendidikan sosial. Menurut Ki Hajar Dewantara lingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah an lingkungan masyarakat, yang disebut tripusat pendidikan.
Ki Hajar Dewantoro, o1962; dari Wayan Ardhana, 1986: Modul 4/5-6. Levy membedakan pengawasan yang berlebihan ini menjadi dua, yaitu memanjakan dan mendominasi anak. Wayan Ardhana (1986: Modul 4/23) mengemukakan bahwa media massa memeiliki tiga macam pengaruh. Pertama, pengaruh sosiolisasi. Kedua, pengaruh khusus jangka pendek. Ketiga, media massa memberikan pendidikan dalam pengertian yang lebih formal, yaitu dalam memberikan informasi atau menyajikan pengajaran dalam suatu bidang studi tertentu.

















BAB III
PEMBAHASAN
3.1.   Pengertian dan Fungsi Lingkungan Pendidikan
Manusia merupakan makhluk yang memiliki kemampuan khusus yang dapat dikembangkan melalui pengalaman. Pengalaman itu terjadi karena adanya interaksi antara manusia dengan lingkungan. Lingkungan sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia, karena lingkungan dapat mempengaruhi tingkah laku, pertumbuhan, dan perkembangan.
Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab atas terhadap kedewasaaan anak didik, namun lingkungan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan anak didik karena anak didik pasti akan tinggal disuatu lingkungan yang akan mempengaruhi anak didik. Pada dasarnya lingkungan mencakup lingkungan fisik, lingkungan budaya, dan lingkungan sosial.
Ø  Lingkungan pendidikan ialah latar tempat berlangsungnya pendidikan khususnya pada tiga lingkungan utama pendidikan yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat, dan Secara umum.
Ø  Fungsi lingkungan pendidikan ialah membantu peserta didik dalam ibteraksi dalam berbagai lingkungan sekitarnya, utamanya berbagi sumber daya pendidikan yang terjadinya akar dapat mencapai tujuan pendidik yang optimal.
Ø  Lingkungan pendidikan ada 3 jenis yaitu :
1)     Keluarga
2)     Sekolah
3)     Masyarakat
Perlu dikemukakan bahwa pelaksanaan pendidikan dilakukan melalui tiga kegiatan yakni membimbing, mengajar,dan melatih (Ayat 1 Pasal 1 dari UU No. 2/1989). Tiga aspek tersebut dapat dibedakan sebagai berikut :
  1. Membimbing, terutama berkaitan dengan pemantapan jati diri dan pribadi dari segi-segi perilaku umum (aspek pembudayann)
  2. Mengajar, terutama berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan, dan
  3. Melatih, berkaitan dengan ketrampilan dan kemahiran (aspek teknologi)
3.2.   Tri Pusat Pendidikan
Manusia sepanjang hidupnya selalu akan mendapatkan pengaruh dari keluarga, sekolah, dan masyarakat luas. Ketiga lingkungan tersebut disebut Tri Pusat Pendidikan, yang akan mengaruhi manusia dari segi perilaku, Perkembangan dan pertumbuhan. Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak didik secara tetap hidup didalam lingkungan masyarakat tertentu tempat mengalami pendidik.
3.2.1    Keluarga
Keluarga merupakan pengelompokan primer yang terdiri dari sejumlah kecil orang karena hubungan semenda dan sedarah. Keluarga itu dapat berbentuk keluarga inti (nucleus family: ayah, ibu, dan anak), ataupun keluarga yang diperluas (disamping inti ada orang lain: kakek, nenk, adik/ipar, pembantu dan lain-lain). Keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi dan mendidik anak agar berkembang dengan baik.
Lingkungan keluarga adalah merupakan lingkungan pendidikan yang pertama karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Dan dikatakan lingkungan yang terutama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga. Sehingga pendidikan yang  paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga. Keluarga sebagai lingkungan pendidikan yang pertama memiliki Fungsi dan peranan dalam pendidikan, yaitu:
  1. Pengalaman pertama masa kanak kanak.
  2. Menjamin kehidupan emosional anak.
  3. Menanamkan dasar pendidikan moral.
  4. Memberikan dasar pendidikan sosial.
  5. Peletakan dasar-dasar keagamaan
Menurut Ki Hajar Dewantoro, suasana kehidupan keluarga merupakan tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan orang-seorang (pendidikan individual) maupun pendidikan sosial. Keluarga itu tempat untuk melangsungkan pendidikan kearah pembentukan pribadi yang senpurna, tidak saja bagi anak-anak kecil tetapi juga bagi para remaja. Peran orang tua dalam keluarga sebagai penuntun, sebagai pengajar, dan sebagai pemberi contoh. Secara khusus terdapat dasar-dasar tanggung jawab orang tua terhadap anaknya, meliputi:
  1. Adanya motivasi atau dorongan cinta kasih yang menjiwai hubungan orang tua dan anak.
  2. Pemberian motivasi kewajiban moral sebagai konsekuensi kedudukan orang tua terhadap anaknya.
  3. Tanggung jawab sosial adalah bagian dari keluarga yang pada gilirannya akan menjadi tanggung jawab masyarakat, bangsa dan negara.
  4. Memelihara dan membesarkan anaknya.
  5. Memberikan pendidikan dengan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan anak kelak.
Pendidikan keluarga adalah yang pertama dan utama. Pertama maksudnya bahwa kehadiran anak di dunia ini di sebabkan oleh hubungan kedua orang tuanya. Sedangkan utama, maksudnya adalah bahwa orang tua bertanggung jawab terhadap pendidikan anak. Hal itu memberikan pengertian bahwa seorang anak dilahirkan dalam keadaan tidak berdaya, dalam keadaan penuh ketergantungan dengan orang lain, tidak mampu berbuat apa-apa bahkan tidak mampu menolong dirinya sendiri. Ia lahir dalam keadaan suci bagaikan meja lilin berwarna putih (a sheet of white paper avoid of all characters) atau yang lebih dikenal dengan istilah tabularasa. Di dalam islam secara jelas Nabi Muhammad S.A.W mengisyaratkan lewat sabdanya yang berbunyi
كل مولود يولد على الفطرة فأبواه يهودانه أو ينصرانه أو يمجسانه
“setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci maka orang tuanyalah yang menjadikannya yahudi, nasrani, atau majusi”
Orang tua adalah tempat menggantungkan diri bagi anak secara wajar. Oleh karena itu orang tua berkewajiban memberikan pendidikan kepada anaknya dan yang paling utama dimana hubungan orang tua dengan anaknya bersifat alami dan kodrati. Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan anak adalah merupakan peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga yang lain. Mengenai penanaman pandangan hidup keagamaan, masa kanak-kanak adalah masa yang paling baik untuk meresapkan dasar-dasar hidup beragama. jangan hendaknya penanaman dasar-dasar hidup beragama ini di tunda-tunda, dinanti sampai anak mencapai kedewasaan.
Kehidupan dalam keluarga hendaknya memberikan kondisi kepada anak untuk mengalami suasana hidup keagamaan. Mengenai hubungan pendidikan dalam keluarga didasarkan atas adanya hubungan kodrati antar orang tua dan anak. Pendidikan dalam keluarga dilaksanakan atasa dasar rasa cinta dan kasih sayang yang kodrati, rasa kasih sayang yang murni, rasa cinta dan kasih sayang orang tua terhadap anaknya. Rasa cinta dan kasih sayang inilah yang menjadi sumber kekuatan yang tak kunjung padam pada orang tua untuk tak jemu-jemunya memberikan bimbingan dan pertolongan yang dibutuhkan oleh anak. Rasa ini pula yang menyebabkan orang tua ikhlas mengorbankan segala sesuatunya demi kepentingan anaknya. Namun bagi orang tua memberikan bimbingan dan pertolongan ini, hendaklah benar-benar merupakan bimbingan dan pertolongan yang memang perlu dan berguna bagi perkembangan anak ke arah kedewasaan, ke arah sikap berdiri sendiri. Bimbingan dan pertolonagn yang berlebihan akan menyebabkan anak menjadi canggung, ragu-ragu untuk bertindak, tidak berani mengambil keputusan sendiri yang membawa anak kepada sikap menggantungkan diri. jika demikian halnya anak akan sulit mencapai kedewasaan, anak akan terhambat dalam mencapai kedewasaan, dan mungkin bisa terjadi tidak pernah mencapai kedewasaan di dalam jiwanya.
3.2.2    Sekolah
Pada dasarnya pendidikan di sekolah merupakan bagian dari pendidikan dalam keluarga, yang sekaligus merupakan lanjutan dari pendidikan dalam keluarga. Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam keluarga,terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam keterampilan. Oleh karena itu dikirimkan anak ke sekolah. Seiring dengan perkembangan peradaban manusia,sekolah telah mencapai posisi yang sangat sentral dalam pendidikan keluarga. Hal ini karena pendidikan telah berimbas pola pikir ekonomi yaitu efektivitas dan efesiensi dan hal ini telah menjadi semacam ideologi dalam proses pendidikan disekolah. Yang dimaksud dengan pendidikan sekolah disini adalah pendidikan yang diperoleh seseorang di sekolah secara teratur, sistematis, bertingkat dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat.

Ada beberapa karakteristik proses pendidikan yang berlangsung disekolah ini yaitu:
  1. Diselenggarakan secara khusus dan dibagi atas jenjang yang memiliki hubungan hierarkis
  2. Usia anak didik disuatu jenjang pendidikan relatif homogen
  3. Waktu pendidikan relatif lama sesuai dengan pendidikan yang harus diselesaikan
  4. Materi atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum
  5. Adanya penekanan tentang kualitas tentang pendidikan sebagai jawaban terhadap kebutuhan dimasa yang akan mendatang
1.Tanggung Jawab Sekolah
Sebagi lembaga pendidikan yang bersifat normal, sekolah memilki tanggung jawab yang berdasarkan atas asas-asas yang berlaku, meliputi:
  1. Tanggung jawab formal kelembagaan sesuai dengan fungsi dan tujuan yang di tetapkan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku
  2. Tangung jawab keilmuan berdasarkan bentuk, isi tujuan dan tingkat pendidikan yang di percayakan kepadanya oleh masyarakat dan bangsa
  3. Tanggung jawab fungsional ialah tanggung jawab professional pengelola dan pelaksana pendidikan yang menerima ketetapan ini berdasarkan ketentuan-ketentuan jabatannya
2. Sifat-Sifat Lembaga Pendidikan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan kedua setelah keluarga, yang bersifat formal namun tidak kodrati, tetapi banyak orang tua yang menyerahkan tannggung jawab pendidikan terhadap sekolah
Dari kenyataan-kenyataan tersebut maka sifat-sifat dari pendidikan sekolah tersebut adalah:
  1. Tumbuh sesudah keluarga
  2. Lembaga pendidikan formal
Dinamakan lembaga pendidikan formal, karena sekolah memilki bentuk yang jelas, dalam arti memiliki program yang telah direncanakan dengan teratur dan ditetapkan dengan resmi.
Ø  Lembaga pendidikan yang tidak bersifat kodrati
Lembaga pendidikan didirikan tidak atas hubungan darah antara guru dan murid seperti halnya dikeluarga, tetapi berdasarkan hubungan yang bersifat kedinasan
3. Fungsi Dan Peranan Sekolah
Peranan sekolah sebagai lembaga yang membantu lingkungan keluarga, maka sekolah bertugas mendidik dan mengajar serta memperbaiki dan memperhalus tingkah laku anak didik yang di bawa dari keluarganya. Sementara itu dalam perkembangan kepribadian anak didik, peranan sekolah dengan melalui kurikulum antara lain:
  1. Anak didik belajar bergaul sesama anak didik, antara guru dengan anak didik, dan antara anak didik dengan orang yang bukan guru (karyawan).
  2. Anak didik belajar mentaati peraturan-peraturan sekolah.
Ø  Mempersiapkan anak didik untuk menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi agama, bangsa dan Negara.
Fungsi sekolah menurut Suwarno yang diperinci dalam bukunya Pengantar Umum Pendidikan adalah sebagai berikut:
Ø  Mengembangkan  kecerdasan pikiran dan memberikan pengetahuan
Di samping bertugas untuk mengembangkan pribadi anak didik secara menyeluruh, fungsi sekolah yang lebih penting sebenarnya adalah menyampaikan pengetahuan dan melaksanakan pendidikan kecerdasan. Fungsi sekolah dalam pendidikan intelektual dapat disamakan dengan fungsi keluarga dalam pendidikan moral.
  1. Spesialisasi
Di antara ciri makin meningatnya kemajuan masyarakat ialah makin bertambahnya diferensiasi dalam tugas kemasyarakatan dan lembaga sosial yang melaksanakan tugas tersebut. Sekolah mempunyai fungsi sebagai lembaga sosial yang spesialisasinya dalam bidang pendidikan dan pengajaran.
2.     Efisiensi
Terdapatnya sekolah sebagai lembaga sosial yang berspesialisasi di bidang pendidikan dan pengajaran, maka pelaksanaan pendidikan dan pengajaran dalam masyarakat menjadi lebih efisien, sebab:
  1. Seumpama tidak ada sekolah, dan pekerjaan mendidik hanya harus dipikul oleh keluarga, maka hal ini tidak akan efisien karena orang tua terlalu sibuk dengan pekerjaannya, serta banyak orang tua tidak mampu melaksanakan pendidikan yang di maksud.
  2. Karena pendidikan sekolah dilaksanakan dalam program yang tertentu dan sistematis.
  3. Di sekolah dapat dididik sejumlah besar anak secara sekaligus
3.     Sosialisasi;
Sekolah mempunyai peranan yang penting di dalam proses sosialisasi, yaitu proses membantu perkembangan individu menjadi mahluk sosial, mahluk yang dapat beradaptasi dengan baik di masyarakat. Sebab bagaimanapun pada akhirnya ia berada di masyarakat.
  1. Konservasi dan transmisi cultural
Fungsi lain dari sekolah adalah memelihara warisan budaya yang hidup dalm masyarakat dengan jalan menyampaikan warisan kebudayaan tadi (transmisi cultural) kepada generasi muda, dalam hal ini tentunya anak didik.
2.     Transisi dari rumah ke masyarakat
Ketika berada di keluarga, kehidupan anak serba menggantungkan diri pada orang tua, maka memasuki sekolah di mana ia mendapat kesempatan untuk melatih berdiri sendiri dan tanggung jawab sebagai persiapan sebelum ke masyarakat. Di sekolah anak tidak mempunyai “hak-hak istimewa” seperti hal nya dalam keluarga di rumah. Semua anak mempunyai hak yang sama, kewajiban yang sama, dan diperlakukan yang sama. Di sinilah anak diperkenalkan dengan prinsip-prinsip kehidupan demokratis. Di sekolah anak-anak belajar berbagai macam pengetahuan dan ketrampilan, yang akan  dijadikan bekal untuk kehidupannya nanti di masyarakat dan inilah tugas utama dari sekolah.
Sejajar dengan kedudukan sekolah, ialah berbagai macam kursus-kursus, ditinjau dari fungsinya untuk memberikan bekal hidup kepada anak, maka nampaknya kursus–kursus ini lebih berhasil jika dibandingkan dengan sekolah-sekolah biasa.
Ø  Macam-macam sekolah
Sekolah sebagai lembaga pendidikan memilki beragam macam, diantaranya:
  1. Ditinjau dari segi yang mengusahakan
  2. Sekolah Negeri, yaitu sekolah yang diusahakan oleh pemerintah baik dari segi pengadaan tenaga pengajar, fasilitas, maupun keuangan.
  3. Sekolah Swasta, yaitu sekolah yang diusahakan oleh selain pemerintah, yaitu badan-badan swasta. Hal ini sebagaimana dalam UU Nomor 2 tahun 1989 pasal 47 ayat (1) yaitu:
“Masyarakat sebagai mitra pemerintah berkesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaraan pendidikan nasional”. Dilihat dari statusnya, sekolah swasta ini tersiri dari:
  1. Disamakan
  2. Diakui
  3. Terdaftar
  4. Tercatat
  5. Ditinjau dari sudut tingkatan
Menurut UU No 2 Tahun 1989, bahwa jenjang pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri dari:
  1. Pendidikan Dasar
  2. Sekolah Dasar /Madrasah Ibtidaiyah
  3. SMP /MTS
  4. Pendidikan menengah
  5. SMU dan Kejuruan
  6. Madrasah Aliyah
  7. Pendidikan Tinggi
  8. Akademi
  9. Institut
  10. Sekolah tinggi
  11. Universitas
3. Ditinjau Dari Segi Sifatnya
a. Sekolah Umum
Yaitu sekolah yang belum mempersiapkan anak dalam spesialisasi pada bidang pekerjaan tertentu. Sekolah ini penekanannya adalah sebagai persiapan mengikuti pendidikan yang lebih tinggi tingkatannya. Termasuk dalam hal ini adalah SD /MI, SMP /MTS, SMA / MAU.
b. Sekolah Kejuruan
Yaitu lembaga pendidikan sekolah yang mempersiapkan anak untuk menguasai keahlian-keahlian tertentu, seperti: SMEA, MAPK (MAK), SMKK, STM, SMK dan lain sebagainya.
3.2.3    Masyarakat
Masyarakat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menempati suatu daerah, diikat oleh pengalaman-pengalaman yang sama, memiliki sejumlah persesuaian dan sadarkan persatuan dan kesatuannya, serta dapat bertindak bersama untuk mencukupi krisis kehidupannya. Masyarakat juga dapat diartikan sebagai satu bentuk tata kehidupan sosial dengan tata nilai dan tata budaya sendiri. Dalam arti ini masyarakat adalah wadah dan wahana pendidikan; medan kehidupan manusia yang majemuk (plural:suku, agama, ekonomi, dan lain sebagainya). Manusia berada dalam multi kompleks antar hubungan dan antar aksi dalam masyarakat.


Kaitan antara masyarakat dan pendidikan dapat dicermati  dari tiga segi , yakni :
1)     Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang di lembagakan maupun yang tidak di lembagakan
2)     Lembaga – lembaga kemasyarakatan dan atau kelompok sosial di masyarakat, baik langsung maupun tak langsung ikut mempunyai peran dan fungsi edukatif
3)     Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang dirancang maupun dimanfaatkan
         Fungsi masyarakat sebagai pusat pendidikan sangat bergantung pada taraf perkembangan dari masyarakat itu beserta sumber-sumber belajar yang tersedia didalamnya. Masyarakat di Indonesia dapat dibedakan menjadi 5 tipe sosial-budaya, sebagai berikut :
1)     Tipe masyarakat berdasarkan sistem berkebun yang amat sederhana, hidup dengan berburu, dan belum mempunyai kebiasaan menanam padi.
2)     Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau sawah dengan tanaman pokok padi.
3)     Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan sistem bercocok tanam di ladang atau sawah dengan tanaman pokok padi.
4)     Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan sistem bercocok tanam di sawah dengan tanaman pokok padi.
5)     Tipe masyarakat perkotaan yang mempunyai ciri-ciri pusat pemerintahan dengan sector perdagangan dan industry yang lemah
         Terdapat sejumlah lembaga kemasyarakatan dan atau kelompok sosial yang mempunyai peran dan fungsi edukatif yang besar, seperti kelompok sebaya, organisasi keagamaan, dan lain-lain.
1.           Kelompok Sebaya
Adalah suatu kelompok yang terdiri dari orang-orang usianya sama, antara lain :
1.     Kelompok bermain
2.     Kelompok monoseksual
3.     Gang
         Dampak edukatif dari keanggotaan dalam kelompok sebaya itu terjadi karena interaksi sosial yang intensif dan dapat terjadi setiap waktu, serta dengan melalui mekanisme penerimaan atau penolakan kelompok. Terdapat beberapa fungsi kelompok sebaya terhadap anggotanya antara lain :
1)     Mengajarkan cara berhubungan dan menyesuaikan diri dengan orang lain.
2)     Memperkenalkan kehidupan masyarakat yang lebih luas
3)     Menguatkan sebagian dari nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan masyarakat orang dewasa
4)     Memberikan kepada anggota-anggotanya cara-cara untuk membebaskan diri dari pengaruh kekuasaan otoritas
5)     Memberikan pengetahuan yang tidak bisa diberikan oleh keluarga secara memuaskan (pengetahuan mengenai cita rasa berpakaian, music, jenis tingkah laku tertentu, dll).
6)     Memberikan pengalaman untuk mengadakan hubungan yang didasarkan pada prinsip persamaan hak
7)     Memperluas cakrawala pengalaman anak, sehingga dia menjadi orang yang lebih kompleks.
2.       Organisasi Keagamaan
         Peranan organisasi keagamaan pada umumnya sangat penting karena berkaitan dengan keyakinan agama. Semua organisasi keagamaan mempunyai keinginan untuk melestarikan keyakinan agama anggota-anggotanya, maka organisasi tersebut menyediakan program pendidikan bagi anak-anaknya, yakni :
1)   Mengajarkan keyakinan serta praktek-praktek keagamaan dengan cara memberikan pengalaman-pengalaman yang menyenangkan bagi mereka.
2)   Mengajarkan kepada mereka tingkah laku dan prinsip-prinsip moral yang sesuai dengan keyakinan-keyakinan agamanya.
3)   Memberikan model-model bagi perkembangan watak.
Dalam pembahasan ini masyarakat merupakan lingkungan ketiga dalam pendidikan. Pendidikan masyarakat tersebut telah mulai sejak anak lepas dari asuhan keluarga dan berada diluar pendidikan sekolah. Untuk agak memperjelas pengertian kita tentang lingkungan itu, baiklah kita jangan terlalu terikat pada “tempat”. Kita adakan tinjauan tentang lingkungan bukan atas dasar tempat, melainkan atasa dasar “peranan” orang-orang yang berada dalam lingkungan-lingkungan itu. Jika orang tua atau anggota keluarga yang lain, tidak berperan lagi terhadap anak, artinya tidak mengadakan pengawasan terhadap tingkah laku perbuatan anak, maka dapat dikatakan bahwa anak tersebut tidak berada dalam lingkungan keluarga. Biarpun ia mungkin masih berada di halaman rumahnya. Misalnya ia sedang bermain-main dengan kawan-kawan sebayanya. Sebaliknya, biarpun ia tidak berada di sekitar halaman rumahnya, akan tetapi orang tua atau anggota keluarga yang lain masih mengadakan pengawasan terhadap tingkah laku perbuatan anak, maka dapat dikatakan, bahwa anak itu berada di dalam lingkungan keluarga. Misalnya mereka sedang berjalan-jalan di sebuah taman, mereka pergi ke tempat-tempat hiburan dan sebagainya.
Dengan demikian, yang dimaksud dengan anak berada di dalam lingkungan masyarakat, apabila anak itu tidak berada di bawah pengawasan orang tua atau anggota keluarga yang lain, dan tidak berada di bawah pengawasan guru atau petugas sekolah yang lain. Pengawasan tingkah laku perbuatan anak dalam lingkungan masyarakat ialah oleh petugas-petugas hukum di dalam masyarakat, atau juga orang-orang lain yang berada dalam masyarakat. Sebenarnya di dalam masyarakat itu tidak ada pendidikan. Masyarakat tidak mendidik orang- orang atau anak-anak yang berada di dalamnya. Di dalam masyarakat yang ada hanyalah “pengaruh” dari masyarakat itu. Pendidikan yang ada di dalam masyarakat adalah yang terdapat dalam perkumpulan-perkumpulan pemuda. Sehingga Ki Hajar Dewantara secara tegas menyebutkan lingkungan pendidikan yang ketiga ialah pergerakan pemuda.
Pengaruh-pengaruh dari masyarakat ada yang bersifat positif terhadap anak dan juga bersifat negatif. Yang dimaksud dengan pengaruh yang bersifat positif ialah segala sesuatu yang membawa pengaruh baik terhadap pendidikan dan perkembangan anak. Yaitu pengaruh-pengaruh yang menuju kepada hal-hal yang baik dan berguna  bagi anak itu sendiri maupun bagi kehidupan bersama. Pengaruh yang positif dari masyarakat banyak kita jumpai dalam perkumpula-perkumpulan pemuda, organisasi-organisasi pelajar atau mahasiswa maupun organisasi yang lain. Baik perkumpulan atau organisasi itu bergerak dalam bidang kesenian, kebudayaan, olahraga, politik, maupun yang merupakan organisasi biasa yang bersifat menghimpun dan menyatukan para anggota, seperti halnya organisasi-organisasi pelajar atau mahasiswa dari sesuatu jenis sekolah atau fakultas. Tetapi perlu ditekankan di sini bahwa organisasi atau perkumpulan pemuda yang memberikan pengaruh positif ini ialah organisasi atau perkumpulan pemuda yang di organisasi secara baik dan “legal”.
Sedang yang di maksud  dengan pengaruh yang bersifat negatif ialah segala macam pengaruh yang menuju kepada hal-hal yang tidak baik dan merugikan. Baik, merugikan bagi pendidikan dan perkembangan anak maupun merugikan kepada kehidupan bersama. Pengaruh yang bersifat negatif ini tidak terhitung banyaknya  di dalam masyarakat. Dan anehnya, pengaruh yang negatif ini sangat mudah di terima oleh anak, dan sangat kuat meresap di hati anak. Anak yang tadinya baik di rumah, setelah mendapat pengaruh dari temannya, akhirnya bisa menjadi anak brandalan. Oleh karena itu menjadi tugas bagi orang tua untuk selalu mengadakan pengawasan terhadap putra-putrinya. Orang tua harus tahu dan selalu mengawasi dengan siapa anaknya itu bergaul. Bukan maksudnya di sini untuk membeda-bedakan kawan, tetapi justru untuk menjaga agar si anak tidak terlanjur memperoleh pengaruh-pengaruh yang tidak diinginkan. Contoh: setiap kali anak minta izin untuk belajar di rumah kawannya. Berangkat, membawa buku dan pulang jam 10 atau 11 malam di mana orang tua sudah tidur. Demikian berjalan beberapa lama tetapi apa hasilnya? Anak telah menjadi pecandu ganja.
Memang kita bisa menyalahkan kepada anak. Dan mungkin kita bisa juga menyalahkan kepada kawan yang mengajaknya. Tetapi di samping itu, orang tua lah yang bersalah paling besar. Mengapa ia tidak selalu mengadakan pengawasan yang teliti terhadap anaknya. Andaikata orang tua selalu mengadakan pengawasan dengan teliti, selalu mengawasi dengan siapa saja anak itu bergaul, kiranya tidak akan terjadi hal-hal yang demikian. Hal hal semacam itu kiranya akan bisa di cegah sebelumnya.
·         Konsep Tri Pusat Pendidikan menurut Pendidikan Islam
a. Pendidikan keluarga
Menurut Pendidikan Islam, konsep pendidikan keluarga adalah pendidikan yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak atas dorongan kasih saying yang dilembagakan islam dalam bentuk kewajiban dan akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT.
Orang tua adalah orang yang pertama memikul tanggung jawab pendidikan terhadap anak, secara alami anak pada masa-masa awal kehidupannya berada ditengah-tengah ayah dan ibunya sehingga dasar-dasar pandangan hidup, sikap hidup serta ketrampilan hidup banyak tertanam sejak anak berada ditengah-tengah orang tuanya.
Dalam pendidikan anak, Ibu dan Ayah masing-masing mempunyai tanggung jawab yang sama. Hadits Nabi yang menyatakan bahwa “Ibu adalah pengembala dirumah tangga suaminya dan bertanggung jawab atas gembalanya” sesungguhnya mengisyaratkan kerja sama Ibu dan Ayah dalam pendidikan anak, hanya saja terutama dalam lingkungan keluarga yang menuntut ayah lebih banyak berada diluar rumah untuk mencari nafkah dan ibu lebih banyak dirumah untuk mengatur urusan rumah.
Dalam hal ini Allah telah berfirman dalam Al Qur’an surat At Tahrim ayat 6 yang berbunyi:

يايهاالذين امنوا قوا انفسكم واهليكم نارا.....(التحريم : 6
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa neraka….”.

Disinilah letak tanggung jawab orang tua untuk mendidik anak-anaknya, karena anak adalah amanat Allah yang diberikan kepada orang tua yang kelak akan dimintai pertanggung jawaban atas pendidikan anak-anaknya.
Sedangkan didalam hadits Nabi SAW secara jelas Beliau mengisyaratkan lewat sabdanya:

كل مولود يولد على الفطرة وانما ابواه يهودانه اوينصرانه اويمجسانه 

Artinya: “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka orang tuanyalah yang dapat menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi”.

Berdasarkan hadits tersebut jelaslah bahwa anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka mendidiknya adalah sudah menjadi tanggung jawab orang tua. Orang tua berkewajiban mendidik anak-anaknya dalam hal pendidikan agama dan umum termasuk didalamnya pendidikan ketrampilan, hal ini dimaksudkan agar kelak anak-anak itu akan dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akherat.

b. Pendidikan sekolah
Konsep Pendidikan Sekolah menurut Pendidikan Islam adalah suatu lembaga pendidikan formal yang efektif untuk mengantarkan anak pada tujuan yang ditetapkan dalam Pendidikan Islam. Sekolah yang dimaksud adalah untuk membimbing, mengarahkan dan mendidik sehingga lembaga tersebut menghendaki kehadiran kelompok-kelompok umur tertentu dalam ruang-runag kelas yang dipimpin oleh guru untuk mempelajari kurikulum bertingkat.
Bertolak dari konsep tersebut pendidikan sekolah dalam mengantarkan dan mengarahkan anak untuk mencapai suatu tujuan pendidikan Islam, tidak terlepas dari usaha dan upaya guru yang telah menerima limpahan tanggung jawab dari orang tua atau keluarga. Sebab berdasarkan kenyatan orang tua tidak cukup mampu dan tidak memiliki waktu untuk mendidik, mengarahkan anak secara baik dan sempurna. Hal itu disebabkan karena keterbatasan dan kesibukan orang tua dalam memenuhi kebutuhan anaknya setiap saat.
Maka dari itu tugas guru dan pimpinan sekolah disamping memberikan ilmu-ilmu pengetahuan, keterampilan-keterampilan juga mendidik anak beragama dan berbudi pekerti luhur. Disinilah sekolah berfungsi sebagai pembantu keluarga dalam memberikan pendidikan dan pengajaran kepada anak didik, sekolah merupakan kelanjutan dari apa yang telah diberikan di dalam keluarga.

Hal ini dimaksudkan agar anak kelak memiliki kepribadian yang sesuai dengan ajaran islam yaitu kepribadian yang seluruh aspeknya baik itu tingkah laku, kegiatan jiwa maupun filsafat hidup dan kepercayaannya menunjukkan pengabdian kepada Allah SWT.

c. Pendidikan masyarakat
Pendidikan dalam Islam juga merupakan tanggung jawab bersama setiap anggota masyarakat. Sebab masyarakat adalah kumpulan individu-individu yang menjalani satu kesatuan, apabila terjadi kerusakan pada sebagiannya maka sebagian yang lain akan terancam kerusakan pula. Masyarakat harus mampu mengaplikasikan konsep dan ketrampilan kedalam usaha-usaha yang nyata secara tepat dan benar, dan tidak boleh melakukan kesalahan-kesalahan ataupun membiarkan anggota masyarakat lain melakukan kesalahan.

Oleh sebab itu setiap individu hendaknya peduli terhadap kebaikan kesatuannya, setiap anggota masyarakat bertanggung jawab atas kebaikan lainnya. Dengan perkatan lain setiap anggota masyarakat bertanggung jawab atas pendidikan lainnya, tidak bisa memikulkan tanggung jawab hanya kepada orang tua dan guru , atau setidaknya bila melihat kemungkaran hendaknya mencegahnya sesuai dengan kemampuannya, sabda Nabi Muhammad SAW:
من راى منكم منكرا فليغيره بيده فان لم يستطيع فبلسانه فان لم يستطيع فبقلبه وذالك اضعف الايمان. (رواه مسلم

Artinya: “Barang siapa diantara kalian melihat suatu kemungkaran maka hendaknya dia merubahnya dengan tangannya apabila tidak mampu maka dengan lisannya dan apabila tidak mampu juga maka dengan hatinya dan yang demikian itu merupakan perwujudan iman yang paling lemah”. (HR. Muslim).

Menurut pendidikan Islam, konsep pendidikan masyarakat itu adalah usaha untuk meningkatkan mutu dan kebudayaan agar terhindar dari kebodohan. Usaha-usaha tersebut dapat diwujudkan melalui berbagai macam kegiatan masyarakat seperti kegiatan keagamaan, pengajian/ ceramah keagamaan, sehingga diharapkan adanya rasa memiliki dari masyarakat akan dapat membawa suatu pembaharuan dimana masyarakat memiliki tanggung jawab terlebih-lebih untuk meningkatkan kwalitas pribadi dibidang Ilmu, ketrampilan, kepekaan perasaan dan kebijaksanan atau dengan perkataan lain peningkatan ketiga wawasan kognitif, afektif maupun psikomotor.
3.3.   Hubungan Timbal Balik antara Keluarga, Sekolah, dan Masyarakat
3.3.1    Hubungan keluarga dengan sekolah
Keluarga sebagai satuan organisasi terkecil di masyarakat mendapat peranan sangat penting karena membentuk kepribadian dan watak anggota keluarganya. Sedangkan masyarakat terdiri dari keluarga-keluarga. Dari satuan terkecil itu terbentuklah gagasan untuk terus mewariskan standar watak dan kepribadian yang baik yang diakui oleh semua golongan masayarakat, salah satu institusi yang mewarisakan kepribadian dan watak kepada masayarakat adalah sekolah. Sekolah tidak akan terus berdiri jika tidak di dukung oleh masyarakat, maka dari itu kedua sistem sosial ini saling mendukung dan melengkapi. Jika di sekolah dapat terbentuk perubahan sosial yang baik berdasarkan nilai atau kaidah yang berlaku, maka masyarakat pun akan mengalami perubahan sosial.
Sebagai salah satu wujud sekolah sebagai bagian dari masyarakat maka terbentuklah sekolah masyarakat (community school). Sekolah ini bersifat life centered. Yang menjadi pokok pelajaran adalah kebutuhan manusia, masalah-masalah dan proses-proses social dengan tujuan untuk memperbaiki kehidupan dalam masyarakat. Masyarakat dipandang sebagai laboratorium dimana anak belajar, menyelidiki dan turut serta dalam usaha-usaha masyarakat yang mengandung unsur pendidikan.

Menurut Oqbum fungsi keluarga itu adalah sebagai berikut :
Ø  Fungsi kasih sayang
Ø  Fungsi ekonomi
Ø  Fungsi pendidikan
Ø  Fungsi perlindungan/penjagaan
Ø  Fungsi rekreasi
Ø  Fungsi status keluarga
Ø  Fungsi agama
3.3.2    Pengaruh sekolah terhadap masyarakat
Pengaruh sekolah terhadap masyarakat pada dasarnya tergantung kepada luas-tidaknya produk serta kualitas dari produk sekolah itu sendiri. Semakin luas sebaran produk sekolah di tengah-tengah masyarakat, tentu produk sekolah tersebuut membawa pengaruh positif yang berarti bagi perkembangan masyarakat bersangkutan. Sekolah dapat disebut sebagai lembaga investasi manusiawi. Investasi jenis ini sangat penting bagi perkembangan dan kemajuan masyarakat. Rendahnya kualitas faktor manusia disetiap masyarakat, akan berpengaruh terhadap prestasi yang bisa dicapai oleh masyarakat bersangkutan.
Terdapat empat macam pengaruh pendidikan sekolah terhadap perkembangan masyarakat, yaitu:
1. Mencerdaskan kehidupan masyarakat
2. Membawa pengaruh pembaharuan bagi perkembangan masyarakat.
3. Mencetak warga masyarakat yang siap dan terbekali bagi kepentingan kerja di lingkungan masyarakat.
4. Melahirkan sikap-sikap positif dan konstruktif bagi warga masyarakat, sehingga tercipta integrasi sosial yang harmonis ditengah-tengah masyarakat.
Hubungan sekolah dan masyarakat memiliki hubungan rasional berdasarkan kebutuhan. Adapun gambaran hubungan rasional diantara keduanya:
a. Sekolah sebagai lembaga layanan terhadap kebutuhan pendidikan di masyarakat yang membawa konsekuensi-konsekuensi dan konseptual serta teknis yang bersesuaian antar fungsi pendidikan yang diperankan sekolah dengan yang dibutuhkan masyarakat. Untuk menjalankan tujuan pendidikan yang rasional dan ideal, maka sekolah memerlukan mekanisme informasi timbal balik yang rasional, objektif dan realitas dengan masyarakat
b. Sasaran pendidikan yang ditengani lembaga persekolahan detentukan kejelasan formulasi kontrak antara sekolah dengan masyarakat. Diperlukan pendekatan komprehensif didalam pengembangan program dan kurikulum untuk masing-masing jenis dan jenjang persekolahan.
c. Pelaksanaan fungsi sekolah dalam melayani masyarakat yang dipengaruhi oleh ikatan-ikatan objektif diantara keduanya. Ikatan objektif tersebut berupa perhatian, penghargaan dan lapangan-lapangan tertentu seperti dana, fasilitas dan jaminan-jaminan objektif lainnya.
3.3.3    Pengaruh masyarakat terhadap sekolah
Pada dasarnya masyarakat senantiasa memiliki dinamika untuk selalu tumbuh dan berkembang, disamping itu juga setiap masyarakat memiliki identitas tersendri sesuai dengan pengalaman budaya dan perbendaharaan alamiahnya.masyarakat sebagai satu totlitas memiliki physical environment (lingkungan alamiah, benda-benda, iklim, kekayaan material) dan social environment (manusia, kebudayaan, dan nilai-nilai agama), sumber daya alam, sumber daya manusia dan budaya. Keterkaitan masyarakat dengan pendidikan adalah sangat erat dan sangat mempengaruhi, kenyataannya bagi setiap orang bahwa masyarkat yang baik, maju, modern ialah masyarakat yang didalamnya ditemukan suatu tingkat pendidikan yang baik, maju, dan modern pula, dalam wujud lembaga-lembaganya maupun jumlah dan tingkat orang terdidik. Dengan kata lain suatu masyarakat yang maju karena adanya pendidikan yang maju dan baik, sebaliknya masyarakat yang kurang memperhatikan pembinaan pendidikan, akan tetap keterbelakangan, tidak hanya dari segi intelektual tetapi juga dari segi sosial kultural.
Masyarkat dengan segala atribut dan identitassnya yang memiliki dinamika ini, secara langsung akan berpengaruh terhadap pendidikan persekolahan. Pengaruh-pengaruh yang dimaksud adalah:
  1. Terhadap orientasi dan tujuan pendidikan
Bahwa suatu masyarakat dengan segala dinamikanya, senantiasa Membawa pengaruh terhadap orientasi dan tujuan pendidikan pada lembaga persekolahan. Ini adalah wajar dan bisa dimengerti karena sekolah merupakan lembaga yang dilahirkan dari, oleh untuk masyarakat. Arah program pendidikan persekolahan biasanya tercermin didalam kurikulum, didalam kenyataannya selalu terjadi perubahan-perubahan didalam suatu jangka tertentu. Perubahan-perubahan tersebut disebabkan oleh pertumbuhan dan perkembangan yang memunculkan orientasi-orientasi dan tujuan-tujuan yang baru yang pasti akan diperhatikan oleh lembaga pendidikan sekolah.
Sebagai bukti bahwa idenitas suatu masyarakat beepengaruh terhadap program pendidikan disekolah-sekolah adalah dengan berbedanya orientasi dan tujuan pendidikan pada masing-masing negara. Pengaruh pertumbuhan dan perkembngan masyarakat juga terlihat dalam perubahan orientasi dan tujuan pendidikan dari suatu periode tertentu dengan periode berikutnya. Oleh karena itu, dalam relitasnya tidak pernah terdapat kurikulum pendidikan yang berlaku permanen, kurikulum akan selalu disempurnakan dan disesuaikan dengan tuntutan perkembangan masyarkat yang terjadi.
2.     Terhadap proses pendidikan di sekolah
Pengaruh masyarakat dibidang sosial budaya dan partisipasinya adalah sesuatu yang jelas membawa pengaruh erhadap berlangsungnya proses pendidikan di sekolah. Adapun pengaruh sosial budaya yang dimaksud biasanya tercermin didalam prose belajar mengajar, baik yang menyagkut pola aktifitas pendidik maupun anak didik didalam proses pendidikan. Dalam kenyataannya berfungsinya proses penyelenggaraan pendidikan disekolah-sekolah tergantung pada kualitas dan kuantitas kompenen manusiawi, fasilitas dana, dan perlengkapan pendidikan. Dalam kaitan ini pengaruh tingkat partisipasi masyarakat seperti diatas tampak sangat besar, karena itulah hubungan pengaruh timbal balik antara tingkat pasrtisipasi masyarakat dengan kulitas proses penyelenggaraan pendidikan sekolah-sekolah, menuntut adanya jalinan hubungan yang harmonis antara sekolah dengan masyarakat. Sementara itu perubahan-perubahan yang terjadi dan ada di masyarakat mempengaruhi pula materi pendidikan disekolah, karena perubahan itu merupakan salah satu sumber yang ada di masyrakat.


BAB IV
PENUTUP
4.1.   KESIMPULAN
   Berdasar uraian uraian diatas, maka isi makalah yang kami susun dapat di simpulkan sebagai berikut. Pada dasarnya lingkungan mencakup lingkungan fisik, lingkungan budaya, dan lingkungan sosial.
Ø  Lingkungan pendidikan ialah latar tempat berlangsungnya pendidikan khususnya pada tiga lingkungan utama pendidikan yakni keluarga, sekolah, dan masyarakat, dan Secara umum.
Ø  Fungsi lingkungan pendidikan ialah membantu peserta didik dalam ibteraksi dalam berbagai lingkungan sekitarnya, utamanya berbagi sumber daya pendidikan yang terjadinya akar dapat mencapai tujuan pendidik yang optimal.
Ø  Lingkungan pendidikan ada 3 jenis yaitu : keluarga, sekolah dan masyarakat
Pelaksanaan pendidikan dilakukan melalui tiga kegiatan yakni membimbing, mengajar,dan melatih (Ayat 1 Pasal 1 dari UU No. 2/1989). Tiga aspek tersebut dapat dibedakan sebagai berikut :
Ø  Membimbing, terutama berkaitan dengan pemantapan jati diri dan pribadi dari segi-segi perilaku umum (aspek pembudayann)
Ø  Mengajar, terutama berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan, dan
Ø  Melatih, berkaitan dengan ketrampilan dan kemahiran (aspek teknologi)
Ø  Tri Pusat Pendidikanb adalah tiga unsur penting yang sangat berperan dalam pendidikan dan menjadi pusat kegiatan pendidikan.
Ø  Keluarga adalah tempat pertama dan utama seseorang menerima pendidikan.
Ø  Akibat dari perkembangan zaman dan keterbatasan orang tua dalam mendidik anak, maka kegiatan pendidikan juga dilaksanakan disuatu lembaga yang disebut sekolah atau madrasah. Pendidikan yang dilakukan disekolah atau madrasah disebut pendidikan formal.
Ø  masyarakat merupakan tempat atau unsur yang sangat berperan penting dalam pendidikan. Lingkungan pendidikan masyarakat di sebutpendidikan nonformal.
4.2.   SARAN
Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang banyak menuntut perubahan kesistem pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu bersaing secara sehat dalam segala bidang. Salah satu cara yang harus di lakukan bangsa Indonesia agar tidak semakin ketinggalan dengan negara-negara lain adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikannya terlebih dahulu.
Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang terlahir akan semakin baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini bersaing secara sehat dalam segala bidang di dunia internasional. Perlunya peningkatan pelayanan dari tripusat pendidikan kepada peserta didik agar dapat meningkatkan tiga kegiatan pendidikan (membimbing, mengajar, dan melatih) sehingga dapat meningkatkan perkembangan peserta didik kearah yang lebih baik.












DAFTAR PUSTAKA
Tirtarahardja, Umar. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.
Hasbullah. 2001. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.